kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.404   15,02   0,18%
  • KOMPAS100 1.163   0,38   0,03%
  • LQ45 846   -1,40   -0,17%
  • ISSI 293   1,59   0,55%
  • IDX30 445   -1,59   -0,36%
  • IDXHIDIV20 510   -3,39   -0,66%
  • IDX80 131   0,03   0,02%
  • IDXV30 138   -0,44   -0,31%
  • IDXQ30 140   -0,69   -0,49%

Spanyol Dekati China, Cari Investasi di Tengah Tekanan NATO


Kamis, 13 November 2025 / 09:03 WIB
Spanyol Dekati China, Cari Investasi di Tengah Tekanan NATO
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping 3 Mei 2020, tangkapan layar TV.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping menawarkan visi kemitraan strategis dengan “pengaruh global yang besar” kepada Raja Spanyol Felipe VI dalam kunjungannya ke Beijing.

Di tengah upaya China memperkuat dukungan politik dari Spanyol di Uni Eropa sebagai imbalan atas keamanan ekonomi yang lebih besar bagi Madrid.

Kunjungan kenegaraan ini menjadi yang pertama bagi raja Spanyol ke China dalam 18 tahun terakhir.

Baca Juga: Pasar Tenaga Kerja Australia Bangkit, Pengangguran Terendah Sejak 2021

Madrid kini menjadi salah satu negara Uni Eropa yang paling aktif mendekati Beijing untuk menarik investasi baru, terutama sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan membuat Spanyol “membayar dua kali lipat” jika tidak menambah kontribusi ke aliansi pertahanan NATO.

Bagi China, hubungan dengan Spanyol juga menjadi bagian dari strategi untuk meredakan ketegangan dagang dengan Uni Eropa terkait industri kendaraan listrik yang disubsidi besar-besaran.

Selain itu, ketegangan dengan Washington telah menekan ekonomi ekspor China, mendorong perusahaan-perusahaan Negeri Panda mencari mitra baru di kawasan seperti Amerika Latin dan Afrika Utara, dua wilayah di mana Spanyol memiliki koneksi historis yang kuat.

“Dunia membutuhkan lebih banyak kekuatan konstruktif yang berkomitmen pada perdamaian dan pembangunan,” kata Xi kepada Raja Felipe di Balai Agung Rakyat di Beijing.

“China siap bekerja sama dengan Spanyol untuk membangun kemitraan strategis komprehensif yang lebih stabil, dinamis, dan berpengaruh secara global,” tambahnya.

Xi juga mengusulkan agar perusahaan China dan Spanyol bersama-sama menjajaki pasar ketiga, seperti Amerika Latin, menurut laporan media pemerintah.

Spanyol sendiri baru-baru ini meluncurkan program kebijakan luar negeri baru pada April, yang menekankan kerja sama lebih erat dengan Jepang dan Korea Selatan dalam keamanan rantai pasok, serta memperdalam hubungan dagang dengan China.

Baca Juga: Badai Geomagnetik Tunda Peluncuran Satelit Cuaca Antariksa NASA ke Mars

Diplomasi Halus Sang Raja

Pendekatan Madrid terhadap Beijing bukan tanpa risiko politik. Uni Eropa secara umum masih berhati-hati terhadap China, menyoroti dukungannya terhadap Rusia, subsidi besar bagi industrinya, serta ketidakseimbangan perdagangan yang terus melebar.

Namun, posisi Raja Felipe memungkinkan Spanyol melakukan diplomasi yang lebih halus — tidak terikat pada kepentingan politik pemerintahan yang sedang berkuasa.

“Persahabatan antara Spanyol dan China jelas menguntungkan kedua bangsa dan sejalan dengan karakter dua negara bersejarah yang memiliki orientasi global,” ujar Felipe.

“Hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan kini telah terbentuk,” tambahnya.

Baca Juga: Krisis Penerbangan AS Mereda: Kebijakan Pemangkasan Dibatalkan FAA

Pada April lalu, hubungan dagang Spanyol-China sempat dikritik oleh Washington.

AS bahkan menyamakan langkah Madrid mempererat hubungan ekonomi dengan Beijing sebagai tindakan “seperti memotong leher sendiri”, setelah Menteri Ekonomi Spanyol menyarankan agar Eropa lebih dekat secara strategis dengan China.

Usai pertemuan bilateral, Xi dan Felipe menyaksikan penandatanganan 10 perjanjian kerja sama mencakup keamanan pangan, standar fitosanitasi, pendidikan bahasa, serta kolaborasi di bidang antariksa dan astronomi.

Perdana Menteri China Li Qiang, dalam pertemuan terpisah, menyatakan dukungan bagi peningkatan investasi perusahaan China di Spanyol, terutama di sektor energi surya, hidrogen hijau, dan baterai listrik, menurut laporan kantor berita Xinhua.

Baca Juga: Skandal Epstein: Email Baru Ungkap Dugaan Keterlibatan Donald Trump

Madrid Perkuat Keterlibatan Ekonomi

Sebagai eksportir produk daging babi terbesar di Eropa, Spanyol kini menjadi salah satu pihak yang terdampak dalam perang dagang antara Uni Eropa dan China.

Pada September, China memberlakukan tarif 62,4% terhadap produk babi asal Uni Eropa setelah Komisi Eropa menjatuhkan tarif pada kendaraan listrik asal China.

Spanyol memilih abstain dalam pemungutan suara terkait kebijakan itu pada Oktober 2024.

Sejak saat itu, Perdana Menteri Pedro Sanchez aktif melobi agar tarif tersebut dicabut, sekaligus mempromosikan Spanyol sebagai tujuan investasi bagi China.

Spanyol mengekspor produk daging dan turunannya senilai sekitar US$1,2 miliar per tahun ke China, atau sekitar 20% dari total impor babi China.

Baca Juga: DPR AS Setujui RUU Akhiri Shutdown, Trump Dijadwalkan Teken Rabu Malam

Pada 2024, impor barang Spanyol dari China mencapai €45 miliar (sekitar US$52,5 miliar), sementara ekspornya ke China hanya €7,5 miliar, menurut data lembaga perdagangan negara ICEX.

Pekan lalu, Beijing juga mengajukan proposal untuk melanjutkan kembali pembicaraan investasi dengan Uni Eropa yang tertunda sejak 2021.

Selanjutnya: Intip Rekomendasi Saham BRPT, CUAN, UNTR dan HRUM untuk Perdagangan Kamis (13/11)

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Menguat, Ini Rekomendasi Saham BRI Danareksa Sekuritas Kamis (13/11)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×