Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan medesak China untuk meminta maaf atas insiden berdarah Lapangan Tiananmen 1989 di Beijing, sebuah seruan yang Tiongkok anggap sebagai "omong kosong".
Kamis (4/6) menandai 31 tahun sejak tentara China diduga melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin mahasiswa di dan sekitar Lapangan Tiananmen.
Pemerintah China tidak pernah merilis angka kematian sebenarnya. Tapi, perkiraan dari kelompok hak asasi manusia dan saksi, angkanya mencapai ratus hingga ribuan orang.
Baca Juga: Larang peringatan Lapangan Tiananmen, AS: China berangus suara Hong Kong
Dalam pernyataan pada malam peringatan Lapangan Tiananmen 1986, Taiwan mengatakan, China harus memenuhi harapan rakyatnya akan kebebasan dan demokrasi serta memulai reformasi politik.
"China harus menilai kembali fakta-fakta sejarah tentang insiden 4 Juni dan dengan tulus meminta maaf," kata Mainland Affairs Council, pembuat kebijakan di Taiwan, seperti dikutip Reuters.
Omong kosong
"Kami percaya, mereka yang saat ini berkuasa harus memiliki keberanian untuk memperbaiki kesalahan, segera memulai reformasi dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," ujar mereka.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menolak desakan Taiwan untuk meminta maaf atas insiden berdarah Lapangan Tiananmen 1989.
"Pernyataan yang relevan dari pihak berwenang Taiwan benar-benar omong kosong. Mengenai gangguan politik pada akhir 1980-an, China telah menarik kesimpulan yang jelas," kata Zhao seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Ancaman dari Beijing meningkat, Taiwan akan kerahkan kapal perang canggih
"Prestasi besar setelah berdirinya China baru sepenuhnya menunjukkan, jalur pembangunan yang dipilih oleh China baru benar-benar tepat dan sejalan dengan kondisi nasional China," ujar dia, merujuk pada periode pasca-1949 ketika Republik Rakyat China berdiri.
Taiwan cenderung menggunakan peringatan Lapangan Tiananmen untuk mengkritik Tiongkok, dan menyerukan agar China menghadapi apa yang sudah mereka lakukan ketika itu. China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya yang siap mereka ambil kembali secara paksa jika perlu.