Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Fokus Rencana Lima Tahun Terbaru
Seruan agar Beijing melakukan reformasi struktural demi memperkuat konsumsi domestik semakin keras menjelang rapat penting Partai Komunis pekan ini. Forum elite tersebut akan membahas arah pembangunan ekonomi dalam rencana lima tahun mendatang.
Meski kemungkinan akan muncul janji memperkuat permintaan domestik, Beijing juga diperkirakan akan menekankan pentingnya terobosan teknologi dan modernisasi industri sebagai prioritas keamanan nasional.
Arah ini bisa membuat aliran sumber daya ekonomi tetap berpihak pada sektor manufaktur, bukan rumah tangga. Padahal, perubahan model pertumbuhan menuju konsumsi domestik akan membantu meredakan ketegangan dagang dan menjadikan China penyumbang permintaan global yang lebih besar.
Untuk saat ini, Beijing belum menunjukkan tanda akan melunak di sektor industri. Sebaliknya, China berhasil memperluas pasar ekspor ke luar AS: penjualan ke Amerika Serikat turun 27% (yoy) bulan lalu, tetapi ekspor ke Uni Eropa naik 14%, ke Asia Tenggara 15,6%, dan ke Afrika melonjak 56,4%.
China juga memanfaatkan dominasinya dalam produksi logam tanah jarang (rare earths) sebagai alat tawar terhadap Washington. Langkah ini memicu ancaman baru dari Presiden Trump untuk menaikkan tarif hingga 100 poin persentase, yang setara dengan embargo perdagangan terselubung antara dua ekonomi terbesar dunia.
Baca Juga: Ekonomi China Jatuh ke Level Terendah
Namun, sebagian analis menilai Beijing merasa lebih siap menanggung dampaknya.
“Secara relatif, posisi China lebih kuat daripada AS,” kata Yuan Yuwei, manajer hedge fund di Water Wisdom Asset Management. “Pekerja di China mungkin harus hidup lebih hemat, tapi mereka jarang turun ke jalan. Di AS, pemotongan gaji 10–20% saja bisa memicu protes besar. China bisa bertahan lebih lama.”