Sumber: Bloomberg | Editor: Sandy Baskoro
TOKYO. Setelah babak belur akibat gempa dan tsunami tiga tahun lalu, Tokyo Electric Power Co (Tepco) siap membangun kembali bisnisnya. Tepco mendapat dukungan pemerintah dan kreditur untuk mengoperasikan reaktor nuklir yang ditutup.
Kesepakatan antara Tepco, yang kini dikendalikan pemerintah dan para kreditur, terutama mencakup lebih dari ¥ 1 triliun atau US$ 9,6 miliar pemangkasan biaya. Rencana besar Tepco bergantung pada keberhasilan pengoperasian kembali dua reaktor di Kashiwazaki-Kariwa, pembangkit nuklir terbesar di dunia. Dua reaktor itu bakal beroperasi kembali pada awal Juli 2014.
Yang pasti, sebagian besar masyarakat menentang pengoperasian kembali 48 reaktor nuklir Jepang, yang seluruhnya hingga kini belum aktif karena alasan pemeriksaan keamanan.
Hirohiko Izumida, gubernur prefektur tempat pembangkit Kashiwazaki-Kariwa berlokasi, menilai terlalu dini membicarakan pengoperasian reaktor nuklir, menurut NHK. Naomi Hirose, Presiden Tepco, pantang menyerah dan siap melobi gubernur. "Sebagai pengelola kelistrikan, kami ingin memiliki kekuatan nuklir sebagai pilihan untuk mempertahankan pasokan listrik yang stabil," ungkap Hirose di Tokyo.
Jika pembangkit Kashiwazaki-Kariwa beroperasi lagi, kata Hirose, Tepco mampu menghasilkan listrik dari sumber yang memungkinkan mereka menurunkan tarif listrik. Pembangkit nuklir mampu menghasilkan lebih dari 25% konsumsi listrik Jepang sebelum terjadi bencana tiga tahun lalu.
Tenaga nuklir jauh lebih hemat ketimbang mengandalkan minyak, batubara dan pembangkit berbahan bakar gas. Biaya untuk mengimpor bahan bakar tersebut telah mendorong Jepang ke dalam defisit perdagangan selama 17 bulan berturut-turut, bahkan defisit transaksi berjalan Negeri Samurai telah mencapai rekor, pada November tahun lalu.
Tepco membakar dua kali lebih banyak batubara untuk pembangkit listrik di tahun lalu dibandingkan 2012. "Jika pembangkit tetap menganggur, perusahaan rugi dan masyarakat tidak akan menyetujui kenaikan tarif listrik ketika Tepco mencoba menutupi kerugian," ungkap Mana Nakazora, Kepala Analis Kredit BNP Paribas SA.
Dalam rencana bisnisnya, Tepco akan memangkas biaya bahan bakar senilai ¥ 650 miliar per tahun. Mereka juga bakal mendirikan anak usaha patungan dengan perusahaan utilitas lainnya untuk membeli sebanyak 40 juta metrik ton gas alam cair per tahun.
Tepco berniat memangkas 2.000 pekerjaan sebagai bagian dari pemangkasan biaya dan beralih ke struktur perusahaan holding pada tahun 2016. Per 18 November 2013, Tepco memiliki lebih dari 37.000 karyawan.