Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Tim kampanye Donald Trump mengklaim junjungannya telah memenangkan debat calon presiden AS yang berlangsung pada hari Kamis (27/6) waktu setempat. Klaim itu bahkan keluar sebelum acara debat selesai.
"Malam ini Presiden Trump menyampaikan penampilan debat dan kemenangan terbesar dalam sejarah kepada audiens pemilih terbesar dalam sejarah," kata manajer kampanye bersama Trump, Susie Wiles dan Chris LaCivita, dikutip CNN.
Keduanya menyampaikan klaim kemenangan itu sebelum Trump dan Presiden AS Joe Biden memberikan argumen penutup mereka pada debat presiden CNN.
Mereka juga berpendapat bahwa performa Biden dalam debat itu telah membuktikan dirinya layak untuk lengser dari jabatan presiden.
Baca Juga: KPU Amerika Masih Menunggu Laporan Kekayaan Donald Trump untuk Pemilu 2024
"Joe Biden di sisi lain menunjukkan dengan tepat mengapa dia pantas dipecat. Meski sempat berlibur selama seminggu di Camp David untuk mempersiapkan debat, Biden tidak mampu mempertahankan catatan buruknya terhadap perekonomian dan perbatasan," kata mereka.
Di akhir debat, Trump menutup pidatonya dengan memuji keberhasilan sejumlah program kerjanya selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden.
Trump mengklaim telah berhasil meningkatkan kemampuan militer hingga memangkas pajak untuk masyarakat.
"Kami telah membangun kembali militer, kami melakukan pemotongan pajak terbesar dalam sejarah. Alasan mengapa dia (Biden) mendapatkan pekerjaan (presiden) adalah karena saya memotong peraturan yang memberi lapangan kerja," kata Trump.
Baca Juga: Kampanye di Philadelphia, Trump Sebut Pemerintahan Biden Membawa Kejahatan
Trump bahkan menyebut Biden sebagai "tukang mengeluh" dan tidak melakukan apa pun selama menjabat.
Tidak lupa, Trump juga menyerang kebijakan perbatasan Biden dan cara dia menangani penarikan diri dari Afghanistan serta aspek lain dari kebijakan luar negeri Biden.
"Seluruh negara 'meledak' karena Anda, karena mereka tidak menghormati Anda, dan mereka harus menghormati presidennya. Mereka tidak menghormati Anda di seluruh dunia," pungkas Trump.