Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Berita mengejutkan datang dari kelanjutan pembicaraan kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Beijing kabarnya pesimistis dengan masa depan perjanjian dagang tersebut.
Sumber CNBC di tubuh Pemerintah China mengambarkan suasana Beijing yang pesimistis tentang kesepakatan perdagangan dengan Washington, karena keengganan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif.
Sebelumnya, AS dan China sepakat untuk mendorong kesepakatan perdagangan fase satu pada awal Oktober lalu. Untuk itu, Tiongkok akan menghapus bea tambahan atas produk AS, sebagai bagian dari kesepakatan.
Baca Juga: AS akan berikan perpanjangan lisensi bagi korporat AS untuk berbisnis dengan Huawei
Bahkan, juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng awal bulan ini mengatakan, baik Beijing maupun Washington telah mencapai kesepakatan tentang pembatalan tarif atas barang impor masing-masing negara.
Namun, Trump menegaskan pekan lalu, bahwa dia belum setuju untuk membatalkan tarif atas barang-barang Cina. Ini bertentangan dengan sinyal dari China dan mengurangi harapan atas kesepakatan perdagangan.
Perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia itu berlangsung hampir dua tahun. Pemerintahan Trump mengenakan tarif lebih dari US$ 500 miliar pada barang-barang China. Sementara China memungut bea sekitar US$ 110 miliar pada produk-produk AS.
Baca Juga: Xinhua: China dan AS lakukan pembicaraan dagang yang konstruktif di akhir pekan
Trump berharap, untuk menyelesaikan keluhan luar biasa atas praktik perdagangan Beijing, termasuk transfer teknologi paksa dan pencurian kekayaan intelektual, sembari mengamankan lebih banyak pembelian barang pertanian AS oleh China.
Sayang, Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan wawancara dari CNBC soal kabar China yang pesimistis dengan masa depan perjanjian dagang dengan AS.
Kementerian Perdagangan China menyatakan pada Minggu (17/11), kedua belah pihak melakukan "diskusi konstruktif" tentang "masalah utama masing-masing" dan sepakat untuk tetap berhubungan erat.
Baca Juga: Meski kesepakatan dagang belum jelas, China terus beli produk pertanian AS
Sedangkan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebutkan pada Jumat (15/11) pekan lalu, kedua negara “semakin dekat” untuk mencapai kesepakatan perdagangan fase pertama.