Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik keras terhadap hubungan dagang negaranya dengan India.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social pada Senin (1/9), Trump menyebut relasi ekonomi dengan New Delhi sebagai “sangat satu arah” dan menegaskan bahwa India baru-baru ini menawarkan pemangkasan tarif barang asal AS hingga nol persen.
Trump Sebut India Untung Besar dari AS
Trump menilai India selama ini mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan dengan Amerika, sementara ekspor AS ke India relatif kecil.
“Sedikit orang yang memahami bahwa kami melakukan sangat sedikit bisnis dengan India, tetapi mereka melakukan bisnis besar dengan kami. Mereka menjual kepada kami dalam jumlah masif, menjadikan kami ‘klien’ terbesar mereka, tetapi kami menjual sangat sedikit kepada mereka,” tulis Trump.
Baca Juga: India Disebut Tawarkan Pengurangan Tarif Produk AS jadi Nol, Trump: Sudah Terlambat
Menurutnya, tawaran India untuk memangkas tarif menjadi nol datang “terlambat” karena seharusnya dilakukan sejak bertahun-tahun lalu.
Tarik Ulur Tarif dan Kritik atas Minyak Rusia
Pernyataan Trump ini datang di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara kedua negara. Pemerintah AS sebelumnya telah memberlakukan tarif setinggi 50% terhadap berbagai produk asal India, salah satu yang tertinggi yang diumumkan pemerintahan Trump terhadap negara mitra dagang.
Trump juga menyoroti pembelian minyak dan persenjataan Rusia oleh India. “India membeli sebagian besar minyak dan produk militernya dari Rusia, sangat sedikit dari AS,” kata Trump.
Respon India: Tak Akan Tunduk pada Tekanan
Meski belum ada komentar resmi dari New Delhi terkait pernyataan terbaru Trump, Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal baru-baru ini menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan ekonomi dari luar.
“India tidak akan pernah menunduk atau terlihat lemah dalam hubungan ekonominya dengan negara lain,” ujarnya.
Baca Juga: Kunjungan Wisatawan Asing ke AS Terus Turun di Bawah Pemerintahan Trump
Risiko Strategi Trump
Langkah Trump yang agresif dalam menekan negara-negara mitra dagang dengan dalih hubungan yang “tidak adil” dinilai dapat memicu negara-negara lain mencari alternatif. Banyak analis melihat hal ini berpotensi mendorong negara-negara non-Barat, termasuk India, untuk mempererat kerja sama dengan Tiongkok dan blok ekonomi lainnya.
Pada sebuah KTT yang digagas Tiongkok untuk memperkuat aliansi negara-negara non-Barat, Perdana Menteri India Narendra Modi bahkan menyampaikan komitmennya kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk meningkatkan hubungan bilateral.