Sumber: BBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump me-retweet sebuah video yang menunjukkan salah satu pendukungnya di Florida meneriakkan kalimat "kekuatan kulit putih" pada aksi unjuk rasa atas pemerintahannya. Hal itu memicu kemarahan dari pihak sekutu dan musuh Trump, ketika aksi demonstrasi terus berlanjut setelah kematian George Floyd.
Melansir Reuters, video di Twitter, yang kemudian dihapus dari feed Twitter presiden, menunjukkan para pengunjuk rasa dan pendukung Trump di Florida saling meneriakkan kata-kata kotor. Setelah seorang pengunjuk rasa menyebut pendukung Trump seorang rasis, pria itu menanggapi dengan mengangkat tinjunya dan berteriak, "kekuatan kulit putih." Slogan ini sering digunakan oleh kelompok supremasi kulit putih.
Baca Juga: Sejumlah perusahaan raksasa boikot pasang iklan, Facebook akhirnya mau beri label
"Tidak ada pertanyaan bahwa dia seharusnya tidak me-retweet itu dan dia hanya harus menghapusnya," jelas Senator AS Tim Scott kepada program "State of the Union" CNN.
Dalam tweet itu, Trump menulis: "Terima kasih kepada orang-orang hebat di The Villages", sebuah komunitas pensiunan di Florida yang ia kunjungi tahun lalu.
Juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan presiden adalah penggemar berat The Villages. "Dia tidak mendengar satu pernyataan yang dibuat di video. Yang dia lihat adalah antusiasme yang luar biasa dari banyak pendukungnya," katanya.
Baca Juga: Mengharukan, ini pidato lengkap adik George Floyd di hadapan Kongres AS
Tweet itu muncul setelah respons Trump yang bermusuhan terhadap aksi protes terhadap ketidakadilan rasial yang melanda Amerika Serikat setelah kematian Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit di Minneapolis.
"Itu sangat tidak layak, semuanya ofensif. Tentu saja, komentar tentang kekuatan kulit putih itu ofensif. Ini tidak bisa dipertahankan. Kita harus mengalahkannya," tambah Scott.
Baca Juga: George Floyd segera dimakamkan, ratusan pelayat beri penghormatan terakhir
Melansir BBC, Presiden Trump sebelumnya menghadapi tuduhan berbagi atau mempromosikan konten rasis. Pada tahun 2017 ia me-retweet tiga video inflamasi dari kelompok sayap kanan Inggris, yang akhirnya mendapatkan teguran dari Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Baca Juga: AS Cabut Jam Malam, Pejabat Kota Janjikan Reformasi Polisi Pasca Protes George Floyd
Trump secara luas juga dikritik pada tahun 2019 ketika dia menuliskan tweet bahwa empat wanita anggota kongres AS - Alexandria Ocasio-Cortez, Rashida Tlaib, Ayanna Pressley dan Ilhan Omar - harus "kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat yang benar-benar rusak dan penuh dengan kejahatan dari mana mereka datang ". Tiga dari empat wanita kongres lahir di AS dan keempatnya adalah warga negara AS.