kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Trump Perluas Perang Dagang, Siap Kenakan Tarif Tembaga 50%


Rabu, 09 Juli 2025 / 05:54 WIB
Trump Perluas Perang Dagang, Siap Kenakan Tarif Tembaga 50%
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (8/7) mengumumkan rencana pengenaan tarif impor tembaga sebesar 50%, serta akan segera memberlakukan tarif atas semikonduktor dan produk farmasi.. REUTERS/Brian Snyder


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Respon Dunia dan Risiko Retaliasi

Trump menyebut akan memberi tahu Uni Eropa dalam dua hari ke depan mengenai tarif baru yang akan diberlakukan, namun juga mengatakan bahwa blok tersebut “bersikap sangat baik” dalam perundingan.

Uni Eropa sendiri berharap bisa mencapai kesepakatan sebelum 1 Agustus, termasuk konsesi di sektor ekspor unggulan seperti pesawat, alat kesehatan, dan minuman keras.

Baca Juga: Arah IHSG di Tengah Pemberlakuan Tarif Trump, Saham Defensif Jadi Pilihan?

Brussels juga mempertimbangkan mekanisme khusus untuk melindungi produsen mobil Eropa yang memiliki pabrik besar di AS.

Namun, Menteri Keuangan Jerman Lars Klingbeil memperingatkan bahwa Uni Eropa siap melakukan tindakan balasan jika kesepakatan adil tidak tercapai.

“Jika kami tidak mencapai kesepakatan dagang yang adil dengan AS, maka UE siap mengambil tindakan balasan,” ujarnya di parlemen Jerman.

Dari Jepang, negosiator perdagangan senior Ryosei Akazawa mengatakan, negaranya tidak akan mengorbankan sektor pertanian untuk mendapatkan konsesi di sektor otomotif, yang kini terancam tarif 25%.

Korea Selatan juga menyatakan akan mengintensifkan dialog perdagangan dalam beberapa pekan ke depan untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan.

Di sisi lain, kesepakatan kerangka dagang AS–China telah dicapai pada Juni lalu, namun masih banyak rincian yang belum jelas.

Investor kini menanti apakah kesepakatan itu akan runtuh sebelum tenggat 12 Agustus atau justru menjadi titik awal perdamaian dagang yang lebih langgeng.

Baca Juga: Trump Jadi Bahan Cela Usai Salah Sapa Presiden Bosnia di Surat Tarif Dagangnya

Daftar Negara dan Tarif Baru

Trump menyampaikan tarif baru yang akan dikenakan mulai 1 Agustus adalah:

  • 25% untuk barang dari Tunisia, Malaysia, dan Kazakhstan
  • 30% untuk Afrika Selatan dan Bosnia-Herzegovina
  • 32% untuk Indonesia
  • 35% untuk Serbia dan Bangladesh
  • 36% untuk Kamboja dan Thailand
  • 40% untuk Laos dan Myanmar

Kamboja menyambut baik penurunan tarif dari 49% menjadi 36% dan berharap bisa merundingkan pengurangan lebih lanjut, mengingat dampaknya terhadap sektor garmen dan alas kaki — tulang punggung ekonomi mereka.

Sementara itu, Bangladesh juga terancam karena lebih dari 80% pendapatannya dari ekspor berasal dari sektor garmen, yang mempekerjakan sekitar 4 juta orang dan sangat bergantung pada pasar AS.

Selanjutnya: Tak Sekadar Memilih Saham, Ini Rahasia Sukses Charlie Munger

Menarik Dibaca: Simak Ramalan Zodiak Keuangan & Karier Hari Ini Rabu, 9 Juli 2025 di Sini




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×