Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Donald Trump mengumumkan langkah strategis untuk menuntut akses bebas biaya bagi kapal militer dan komersial Amerika Serikat melalui dua jalur perairan paling penting di dunia: Terusan Panama dan Terusan Suez.
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menegaskan bahwa "Terusan-terusan itu tidak akan ada tanpa Amerika Serikat" dan menugaskan Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk segera menangani dan meresmikan permintaan ini.
Langkah ini berpotensi memberikan penghematan ratusan juta dolar per tahun bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, sekaligus mempertegas posisi strategis AS di jalur perdagangan global.
pic.twitter.com/3aid89yzWv — Rapid Response 47 (@RapidResponse47) April 26, 2025
Signifikansi Ekonomi Terusan Panama dan Terusan Suez bagi Amerika Serikat
Menurut Otoritas Terusan Panama, kanal ini menangani sekitar 14.000 transit per tahun, dengan kapal-kapal berbendera Amerika Serikat menyumbang sekitar 70% dari total lalu lintas. Pada tahun fiskal 2023, Terusan Panama menghasilkan pendapatan sekitar US$3,3 miliar dari biaya tol.
Tarif transit untuk kapal komersial melalui Terusan Panama bervariasi antara US$200.000 hingga US$450.000, tergantung pada ukuran kapal dan jenis muatan. Untuk kapal pembawa gas alam cair (LNG), biaya tersebut bahkan bisa melebihi US$500.000 per satu kali perjalanan.
Sebanyak 40% dari seluruh lalu lintas kontainer AS mengandalkan Terusan Panama untuk mempercepat perjalanan antara Pantai Timur AS dan Asia, memotong jarak hingga 8.000 mil.
Di sisi lain, Terusan Suez yang menghasilkan pendapatan US$9,4 miliar pada 2023 menjadi jalur utama ekspor dan impor AS, terutama setelah terjadinya gangguan di Laut Merah akibat serangan kelompok Houthi. Tarif penggunaan Terusan Suez juga setara tingginya dengan Terusan Panama.
Keamanan jalur ini menjadi fokus operasi militer AS, termasuk kampanye serangan presisi yang diluncurkan pada awal 2025 untuk menghancurkan infrastruktur militer Houthi dan menjaga kebebasan navigasi.
Baca Juga: 100 Hari Pertama Donald Trump: Mengguncang Tatanan Dunia dengan Kebijakan Ekstrem!
Konteks Strategis: Upaya Amerika Serikat Menangkal Pengaruh China dan Iran
Pada 9 April 2025, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengumumkan kemitraan baru dengan Panama, termasuk kesepakatan yang memberikan kapal perang dan kapal pendukung Amerika hak prioritas untuk melintasi kanal. Hal ini bertujuan untuk menghalangi campur tangan China di wilayah tersebut.
"Terusan Panama adalah wilayah kunci yang harus diamankan oleh Panama, bersama Amerika, bukan China," ujar Hegseth dalam konferensi pers di Panama City.
Setelah gelombang serangan drone dan rudal Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah, Trump mengotorisasi kampanye serangan udara besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kebebasan navigasi dan membatasi pengaruh Iran di kawasan.
Implikasi Langsung bagi Industri Amerika Serikat
Kebijakan ini berpotensi memberikan keuntungan signifikan kepada sektor-sektor vital ekonomi AS, seperti:
-
Energi: Mempermudah ekspor LNG dan minyak bumi ke pasar global.
-
Pertanian: Menurunkan biaya ekspor produk pertanian ke Asia dan Eropa.
-
Manufaktur: Mempercepat jalur pasokan bahan mentah dan produk jadi.
Baca Juga: Ekonom Ingatkan Deregulasi Tak Boleh Jadi Komoditas Negosiasi Tarif Trump
Dengan menghapus biaya transit yang mencapai ratusan ribu dolar per kapal, perusahaan-perusahaan besar seperti Maersk (cabang AS), MSC, serta eksportir energi utama bisa menikmati penghematan kolektif bernilai ratusan juta dolar per tahun.
Sejak dibangun dan dioperasikan oleh Amerika Serikat pada awal abad ke-20 di bawah kepemimpinan Presiden Theodore Roosevelt, Terusan Panama menjadi simbol kekuatan ekonomi dan teknologi AS.
Melalui Perjanjian Hay-Bunau-Varilla (1903), AS mendapatkan hak eksklusif untuk membangun dan mengelola kanal. Setelah dikembalikan ke Panama pada 1999 melalui Perjanjian Torrijos-Carter, kepentingan strategis AS tetap melekat pada kanal ini.