Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali melontarkan rencana ambisius: memperbaiki total sistem pengendalian lalu lintas udara (air traffic control/ATC) Amerika Serikat (AS) yang selama ini dinilai usang, kekurangan staf, dan rentan gangguan teknologi.
Menteri Perhubungan AS Sean Duffy dijadwalkan memaparkan rencana tersebut pada Kamis (8/5) waktu setempat, didampingi para CEO lima maskapai terbesar AS.
Baca Juga: Donald Trump Mengatakan 'Pengumuman yang Menggemparkan' akan Datang, Netizen Heboh!
Duffy menyebut proyek ini akan memakan waktu tiga hingga empat tahun dan biaya hingga puluhan miliar dolar.
“Anda mulai melihat keretakan dalam sistem,” kata Duffy.
“Semua mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak perlu diganti total.”
Krisis Sistemik dan Kecelakaan Tragis
Dorongan reformasi menguat pasca serangkaian insiden fatal dan nyaris tabrakan di langit AS.
Pada Januari lalu, tabrakan antara jet regional American Airlines dan helikopter militer Black Hawk menewaskan 67 orang di dekat Bandara Nasional Reagan, Washington.
Baca Juga: Bollywood Gelisah! Ancaman Tarif Film Trump Timbulkan Kepanikan
Belum lagi, sistem radar dan komunikasi di Bandara Newark sempat lumpuh, memicu pembatalan ratusan penerbangan.
Banyak bandara masih mengandalkan teknologi kuno. FAA bahkan baru akan menyelesaikan migrasi dari kertas ke sistem digital di 49 bandara besar pada akhir 2029, padahal penggunaan “paper flight strips” sudah lama jadi bahan kritik.
Kekurangan Tenaga Kerja Parah
Kekurangan sekitar 3.500 petugas ATC, jam kerja yang melelahkan, dan tingkat kegagalan pelatihan tinggi memperburuk krisis.
Mayoritas menara kontrol mengalami kekosongan staf, dengan jadwal kerja mencapai 12 jam per hari dan hanya 4 hari libur per bulan.
Newark kini jadi simbol disfungsi ATC nasional. Setelah insiden kehilangan komunikasi, United Airlines memangkas 10% jadwal harian mereka di bandara tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Sebut Konflik India-Pakistan Memalukan, AS Serukan Deeskalasi
Tantangan Modernisasi dan Siapa Pengelolanya?
Laporan GAO (Government Accountability Office) menyebut bahwa 51 dari 138 sistem ATC FAA tergolong tidak berkelanjutan. Proyek modernisasi pun baru akan rampung dalam 10 tahun ke depan.
Trump disebut mempertimbangkan menunjuk perusahaan swasta besar seperti Raytheon atau IBM untuk memimpin proyek ini.
Namun, rencana semacam itu pernah gagal total pada 2017 ketika Trump mengusulkan privatisasi ATC, tanpa hasil.
Kini, dengan dukungan publik yang semakin kuat usai kecelakaan besar dan tekanan dari industri penerbangan, proyek ini berpotensi mendapat dorongan baru, meski tantangan legislatif, teknis, dan operasionalnya tetap sangat besar.