kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.588   -21,00   -0,13%
  • IDX 8.100   49,28   0,61%
  • KOMPAS100 1.118   12,09   1,09%
  • LQ45 778   6,23   0,81%
  • ISSI 291   1,93   0,67%
  • IDX30 406   2,41   0,60%
  • IDXHIDIV20 456   2,13   0,47%
  • IDX80 123   1,14   0,94%
  • IDXV30 131   0,76   0,58%
  • IDXQ30 128   0,62   0,48%

Trump Umumkan India Setuju Stop Beli Minyak Rusia, China Jadi Target Berikutnya


Kamis, 16 Oktober 2025 / 07:09 WIB
Trump Umumkan India Setuju Stop Beli Minyak Rusia, China Jadi Target Berikutnya
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah setuju untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah setuju untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia, seiring upaya AS memperketat tekanan finansial terhadap Kremlin guna mengakhiri perang di Ukraina.

Mengutip BBC, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah menerima jaminan dari Modi bahwa India akan menghentikan pembelian tersebut “dalam waktu singkat”, yang ia sebut sebagai “langkah besar.”

Seorang juru bicara Kedutaan Besar India di Washington DC menolak memberikan komentar. Presiden AS tersebut berupaya memanfaatkan pembelian minyak Rusia oleh India sebagai alat tekanan dalam perang dagang, namun New Delhi menolak, sehingga menimbulkan ketegangan diplomatik.

Minyak dan gas merupakan ekspor terbesar Rusia, dan pelanggan utamanya termasuk China, India, dan Turki.

“Sekarang saya harus membuat China melakukan hal yang sama,” kata Trump di Oval Office pada Rabu.

Pemerintahannya juga menekan Beijing dan mitra dagang lainnya untuk berhenti membeli minyak dari Rusia, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memutus sumber pendanaan energi Moskow.

Trump mengatakan India tidak bisa “segera” menghentikan pengiriman minyak tersebut, seraya menambahkan bahwa pergeseran ini akan menjadi “sedikit proses, tetapi prosesnya akan segera berakhir.”

Baca Juga: Menteri Kabinet Narendra Modi Tantang Dominasi Google, Microsoft, dan WhatsApp

Pemerintahan Trump telah memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang asal India — yang digambarkan Trump sebagai bentuk hukuman terhadap New Delhi karena membeli minyak dan senjata dari Rusia.

Tarif tersebut — yang mulai berlaku pada Agustus dan termasuk yang tertinggi di dunia — juga mencakup denda 25% untuk transaksi dengan Rusia, yang dianggap menjadi sumber utama dana bagi perang di Ukraina.

Selama berbulan-bulan Modi tetap pada pendiriannya, menegaskan bahwa India bersikap netral dalam perang Rusia-Ukraina meskipun memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pejabat India menilai tuduhan dari pemerintahan Trump bahwa Delhi mendapat keuntungan dari perang Rusia-Ukraina merupakan standar ganda, mengingat AS dan Eropa juga masih melakukan perdagangan dengan Rusia.

Tonton: Lawan Tarif Trump, PM India Modi Gelar Pertemuan dengan Xi Jinping dan Putin di China

India sangat bergantung pada minyak mentah Rusia — yang dibeli dengan harga diskon — untuk menopang ekonominya yang kini menjadi terbesar kelima di dunia.

Perselisihan mengenai minyak Rusia ini telah menegangkan hubungan antara Trump dan Modi, meskipun Presiden AS itu pada Rabu memuji Modi sebagai “orang hebat.”

Modi mengatakan pekan lalu bahwa ia telah berbicara dengan Trump dan mereka “meninjau kemajuan baik yang telah dicapai dalam negosiasi perdagangan.”

Selanjutnya: Harga Timah Masih Mendaki, TINS Terus Genjot Produksi

Menarik Dibaca: Samsung S25 Ultra Janjikan Upgrade OS 7x, Masih Ada Fitur Unggulan Lain Juga




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×