Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pada Kamis bahwa kesepakatan kerja sama mineral antara AS dan Ukraina yang terdiri dari 80 halaman akan ditandatangani dalam waktu satu minggu.
Pernyataan ini disampaikan Trump saat konferensi pers di Oval Office, bersama Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent kemudian memberikan klarifikasi bahwa penandatanganan kemungkinan besar akan dilakukan pada 26 April 2025.
Rincian Kesepakatan Masih Dirahasiakan
Meski detail lengkap kesepakatan belum diungkapkan ke publik, laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa Amerika Serikat telah melonggarkan tuntutan pembayaran kembali bantuan militernya kepada Ukraina.
Baca Juga: Trump Ancam Pecat Ketua The Fed Jerome Powell, Berpotensi Ciptakan Kepanikan Pasar?
Awalnya, AS meminta pengembalian senilai US$ 300 miliar, namun kini angka tersebut dikurangi menjadi US$ 100 miliar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya menyatakan bahwa ia tidak menganggap bantuan sebelum masa jabatan Trump sebagai utang. Namun, ia mengakui bahwa Ukraina perlu membayar bantuan militer ke depan.
Dalam konferensi pers Rabu lalu, Zelenskyy mengatakan bahwa "kemajuan baik" telah dicapai dalam pertemuan terbaru antara delegasi Ukraina dan pemerintahan Trump.
Akses ke Mineral Langka Sebagai Imbalan Dukungan Militer
Ketika ditanya mengenai isi kesepakatan, Bessent menyebut bahwa pada dasarnya kesepakatan tersebut tidak jauh berbeda dengan kesepakatan sebelumnya, yang diduga memberikan Amerika Serikat hak akses terhadap sumber daya rare earth (logam tanah jarang) di Ukraina sebagai kompensasi atas bantuan militer lanjutan.
Zelenskyy sendiri menyatakan bahwa penandatanganan memorandum of understanding (MoU) sebagai langkah awal menuju kesepakatan final dapat dilakukan kapan saja.
Bessent menambahkan bahwa MoU tersebut sebenarnya direncanakan untuk ditandatangani selama kunjungan Zelenskyy ke Gedung Putih pada Februari lalu, namun pertemuan itu langsung beralih ke pembicaraan kesepakatan utama.
Baca Juga: Trump Luncurkan Situs COVID-19: Salahkan China, Kritik WHO, dan Biden
Insiden Oval Office dan Siapa yang Akan Menandatangani
Kesepakatan ini, yang oleh sumber Fox News Digital disebut sebagai "big deal," kabarnya sempat menjadi penyebab ketegangan saat kunjungan Zelenskyy ke Gedung Putih, ketika ia menolak menandatangani dokumen tersebut secara langsung — sebuah insiden yang sempat disiarkan langsung di televisi nasional.
Meski begitu, baik Trump maupun Zelenskyy tidak perlu hadir untuk menandatangani kesepakatan tersebut. Dokumen akan ditandatangani oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina merangkap Menteri Ekonomi, Yuliia Svyrydenko, dan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent.