kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Ukraina Desak Gencatan Senjata, Rusia Dikabarkan Tawarkan Konsesi


Rabu, 23 April 2025 / 06:00 WIB
Ukraina Desak Gencatan Senjata, Rusia Dikabarkan Tawarkan Konsesi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi dengan Rusia dalam format apa pun.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi dengan Rusia dalam format apa pun, asalkan gencatan senjata terlebih dahulu diberlakukan. 

Sementara itu, Financial Times melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menawarkan untuk menghentikan invasi di garis depan saat ini.

Putin, pada hari Senin, untuk pertama kalinya sejak perang dimulai lebih dari tiga tahun lalu, mengusulkan pembicaraan bilateral dengan Kyiv. 

Amerika Serikat mendesak kedua pemimpin agar menunjukkan kemajuan konkret menuju kesepakatan damai dan mengancam akan menghentikan upaya diplomasi jika tidak ada hasil nyata.

Baca Juga: Ukraina Bunuh Jenderal Top Rusia yang Dituduh Gunakan Senjata Kimia di Moskow

Gedung Putih menyatakan bahwa Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS Donald Trump, dijadwalkan bertemu kembali dengan Putin di Rusia akhir pekan ini.

Zelenskiy belum secara langsung menanggapi tawaran Putin untuk pembicaraan bilateral, tetapi menegaskan bahwa gencatan senjata, khususnya terhadap sasaran sipil, menjadi prioritas utama. 

“Kami siap mencatat bahwa setelah gencatan senjata, kami siap untuk duduk dalam format apa pun agar tidak ada jalan buntu,” ujarnya kepada wartawan di kantor kepresidenan di Kyiv.

Zelenskiy menambahkan bahwa delegasi Ukraina akan membawa mandat untuk membahas gencatan senjata, baik penuh maupun sebagian, dalam pertemuan dengan negara-negara Barat di London pada Rabu.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Gencatan Senjata di Laut Hitam

Mengutip sumber yang mengetahui situasi, Financial Times melaporkan bahwa dalam pertemuan dengan Witkoff di St. Petersburg bulan ini, Putin menawarkan untuk menghentikan operasi militer Rusia di garis depan dan melepaskan klaim atas empat wilayah Ukraina. 

Laporan ini dinilai sebagai sinyal formal pertama sejak awal perang bahwa Rusia dapat melunak dari tuntutan maksimalisnya. Namun, beberapa pejabat Eropa yang mengetahui negosiasi memperingatkan bahwa tawaran tersebut bisa jadi hanya merupakan taktik diplomatik.

Sementara itu, Washington Post mengabarkan bahwa Amerika Serikat telah mengusulkan pengakuan atas aneksasi Rusia atas Krimea dan pembekuan garis depan perang saat ini. 

Krimea, yang direbut Rusia pada 2014, tidak termasuk dalam empat wilayah yang disebut dalam tawaran Putin versi Financial Times. Ukraina sendiri menegaskan bahwa tidak akan pernah mengakui klaim Rusia atas Krimea.

Baca Juga: Serangan Artileri Ukraina Tewaskan Tiga Wartawan Rusia di Luhansk

Menurut Washington Post, usulan AS tersebut disampaikan kepada Ukraina dalam pertemuan negara-negara Barat di Paris pekan lalu. Rusia sebelumnya telah mengklaim mencaplok empat wilayah Ukraina sejak invasi besar-besaran tahun 2022, yaitu Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia.

Berbagai laporan tersebut menunjukkan kemungkinan isi proposal damai dari AS, termasuk: gencatan senjata di sepanjang garis depan saat ini, pengakuan atas aneksasi Krimea oleh Rusia, pelepasan klaim Rusia atas empat wilayah lainnya, serta penempatan pasukan internasional untuk memantau gencatan senjata. 

Beberapa isu penting lainnya masih dibahas, seperti tuntutan Rusia agar Ukraina bersikap netral dan tidak bergabung dengan NATO, serta kesepakatan pembagian pendapatan mineral Ukraina dengan AS.

Sebagai kelanjutan dari pertemuan di Paris, Ukraina dijadwalkan menghadiri diskusi lanjutan di London bersama AS dan negara-negara Barat lainnya pada Rabu. Namun, dalam perubahan mendadak, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio tidak akan hadir. Sebagai gantinya, Jenderal Keith Kellogg akan memimpin delegasi Washington.

Baca Juga: Tantangan Baru Ukraina Saat Perang dengan Rusia: Tentara Bunuh Diri Korea Utara

Trump dan Rubio pekan lalu menegaskan bahwa AS bisa menghentikan upaya perdamaian jika tidak ada kemajuan dalam beberapa hari ke depan. Pada hari Minggu, Trump menyatakan harapannya bahwa kesepakatan dapat tercapai “dalam minggu ini”.

Secara terpisah, Zelenskiy menyatakan kesediaannya untuk bertemu Trump dalam kesempatan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus bersama para pemimpin dunia lainnya dalam minggu ini.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×