kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.704   65,00   0,39%
  • IDX 8.079   18,37   0,23%
  • KOMPAS100 1.119   3,24   0,29%
  • LQ45 794   -0,33   -0,04%
  • ISSI 282   1,18   0,42%
  • IDX30 416   0,12   0,03%
  • IDXHIDIV20 473   -0,78   -0,16%
  • IDX80 123   0,46   0,37%
  • IDXV30 132   0,35   0,27%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Ultimatum Trump: Putin Harus Setujui Gencatan Senjata Ukraina dalam 10 atau 12 hari


Selasa, 29 Juli 2025 / 07:32 WIB
Ultimatum Trump: Putin Harus Setujui Gencatan Senjata Ukraina dalam 10 atau 12 hari
ILUSTRASI. Trump telah mengajukan tenggat waktu baru yang lebih pendek bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata atas perang di Ukraina. REUTERS/Kent Nishimura


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden AS Donald Trump telah mengajukan tenggat waktu baru yang lebih pendek bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata atas perang di Ukraina, yaitu "sepuluh atau 12 hari" terhitung sejak Senin (28/7/2025).

Mengutip BBC, Presiden AS mengatakan tidak ada alasan untuk menunggu lebih lama lagi karena tidak ada kemajuan menuju perdamaian yang dicapai.

Dua minggu lalu, Trump mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki waktu 50 hari untuk mengakhiri perang atau Rusia akan menghadapi tarif yang berat.

Berbicara dalam konferensi pers di Skotlandia, Trump mengatakan ia akan mengonfirmasi tenggat waktu baru tersebut pada hari Senin atau Selasa, tetapi menegaskan kembali ancaman untuk mengenakan sanksi dan tarif sekunder terhadap Moskow.

Awal bulan Juli, ia mengatakan bahwa sanksi dan tarif sekunder tersebut akan dikenakan sebesar 100% kepada negara mana pun yang berdagang dengan Rusia.

Hal ini akan membuat barang-barang tersebut menjadi sangat mahal sehingga bisnis-bisnis AS kemungkinan akan memilih untuk membelinya dengan harga lebih murah dari negara lain, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi Rusia dan negara yang berdagang dengannya.

Baca Juga: Rusia Waspada, Serangan Siber Pro-Ukraina Lumpuhkan Maskapai Aeroflot

Berbicara setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Skotlandia, Trump kembali menyatakan ketidaksetujuannya atas tindakan Putin di Ukraina, di mana perang masih berkecamuk tiga setengah tahun setelah invasi besar-besaran Rusia.

Meskipun menolak mengatakan apakah ia merasa Putin telah "berbohong" kepadanya, Trump menyoroti kontras antara retorika presiden Rusia selama percakapan empat mata mereka dan rudal yang "dilemparkan" ke kota-kota Ukraina hampir setiap malam.

"Kita seharusnya melakukan gencatan senjata dan mungkin perdamaian... dan tiba-tiba ada rudal yang terbang ke Kyiv dan tempat-tempat lain," keluh Trump.

Trump menambahkan bahwa ia pikir negosiasi akan mungkin dilakukan tetapi sekarang sudah sangat terlambat dalam prosesnya.

"Saya katakan, lupakan saja. Saya tidak akan bicara lagi. Ini sudah terlalu sering terjadi dan saya tidak menyukainya," katanya, meskipun ia juga bersikeras bahwa ia dan Putin selalu berhubungan baik.

Baca Juga: Rusia Kena Sanksi Eropa, Bagaimana Nasib Blok Tuna di Tangan Zarubezhneft?

Trump juga mengatakan ia "tidak lagi tertarik pada perundingan" - sebuah pernyataan yang langsung muncul di media-media besar Rusia.

Putin tidak pernah mengomentari jangka waktu tersebut. Ketika batas waktu awal 50 hari pertama kali diumumkan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hanya menyebutnya "sangat serius" tetapi menambahkan bahwa Moskow membutuhkan waktu untuk menganalisisnya.

Mengacu pada perkembangan terbaru pada Senin sore, anggota parlemen Rusia Andrey Gurulyov mengatakan ultimatum Trump "tidak lagi efektif, tidak di garis depan, tidak di Moskow". Dan bahwa Rusia memiliki kekuatan senjata, prinsip, dan tekadnya.

Ketika Trump pertama kali menyebutkan pemendekan tenggat waktu, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, memujinya karena "menyampaikan pesan perdamaian yang jelas melalui kekuatan" dan menambahkan bahwa Putin "hanya menghormati kekuasaan".

Tonton: Donald Trump Turun Tangan Tengahi Konflik Thailand vs Kamboja

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap Ukraina, meluncurkan segerombolan drone dan rudal ke berbagai kota, sembari terus melancarkan serangan musim panas di wilayah timur negara itu.

Tiga putaran perundingan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang diselenggarakan oleh Turki telah menghasilkan pertukaran ribuan tawanan perang - tetapi tidak ada kemajuan nyata yang dicapai menuju kesepakatan gencatan senjata.

Setelah tiga setengah tahun konflik berdarah, masih belum jelas bagaimana kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dalam waktu 12 hari.


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×