kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Unilever Pecat CEO Ben & Jerry’s, Konflik Terkait Kebijakan Sosial Memanas


Rabu, 19 Maret 2025 / 13:36 WIB
Unilever Pecat CEO Ben & Jerry’s, Konflik Terkait Kebijakan Sosial Memanas
ILUSTRASI. Ben & Jerry's, merek Unilever, terlihat di London, Inggris, 5 Oktober 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ben & Jerry’s mengungkapkan bahwa induk perusahaannya, Unilever, telah memutuskan untuk memecat CEO mereka, Dave Stever, tanpa berkonsultasi dengan direksi. Keputusan ini semakin memperuncing perselisihan terkait independensi Ben & Jerry’s dalam mengusung isu-isu kebijakan sosial.  

Dalam dokumen gugatan yang diajukan ke pengadilan federal Manhattan pada Selasa malam, Ben & Jerry’s menyatakan bahwa Unilever memberitahukan keputusan pemecatan Stever pada 3 Maret 2025. 

Pemecatan ini bukan didasarkan pada kinerja, melainkan karena komitmen Stever terhadap misi sosial dan integritas merek perusahaan es krim tersebut.  

Baca Juga: Baru Menjabat Kurang 2 Tahun, Unilever Ganti CEO Lagi untuk Percepat Transformasi

Ben & Jerry’s juga menuduh Unilever telah berulang kali menegur Stever sejak Januari akibat dukungannya terhadap inisiatif sosial perusahaan. 

Bahkan, Unilever disebut telah berupaya membatasi kebebasan Ben & Jerry’s dalam mengampanyekan isu sosial, termasuk pada Black History Month dan dalam mendukung pembebasan Mahmoud Khalil, seorang aktivis pro-Palestina yang terancam deportasi.  

Hingga saat ini, Unilever maupun pengacaranya belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut. Ben & Jerry’s serta pihak hukumnya juga belum memberikan pernyataan resmi.  

Ben & Jerrys, merek dagang Unilever

Stever telah bekerja di Ben & Jerry’s sejak 1988 dan diangkat sebagai CEO pada Mei 2023. Namun, status pekerjaannya saat ini masih belum jelas.  

Pemecatan ini menjadi bagian dari gugatan Ben & Jerry’s terhadap Unilever, yang bertujuan untuk menghentikan dugaan upaya Unilever dalam membubarkan dewan independen perusahaan dan mengakhiri aktivisme sosialnya. 

Baca Juga: Ben & Jerry’s Gugat Unilever, Tuduh Dilarang Kritik Trump

Gugatan tersebut kini menunggu persetujuan pengadilan untuk diajukan sebagai amandemen pengaduan.  

Ketegangan antara Ben & Jerry’s dan Unilever telah berlangsung sejak 2021, setelah Ben & Jerry’s memutuskan untuk menghentikan penjualan di Tepi Barat yang diduduki Israel, sebelum akhirnya bisnis tersebut dijual. 

Konflik ini semakin berkembang ketika Ben & Jerry’s menuduh Unilever secara sepihak melarang perusahaan berbicara menentang Donald Trump di depan publik.  

Unilever berencana memisahkan Ben & Jerry’s bersama merek es krim lainnya, seperti Breyers dan Magnum, pada akhir tahun ini. Langkah ini merupakan bagian dari penyederhanaan portofolio Unilever, yang juga mencakup merek seperti Dove, Hellmann’s, Knorr, Surf, dan Vaseline.  

Baca Juga: Dilarang Kritik Trump? Ben & Jerry’s Layangkan Gugatan ke Unilever

Kasus ini tercatat sebagai Ben & Jerry’s Homemade Inc v Unilever Plc et al di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York dengan nomor perkara 24-08641.

Selanjutnya: Saratoga (SRTG) Siapkan Belanja Modal US$ 150 Juta di Tahun 2025

Menarik Dibaca: Ini Dia 3 Manfaat Yogurt untuk Asam Lambung dan Jenis yang Direkomendasikan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×