Sumber: CBSNews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Polisi Hong Kong menangkap tiga orang yang bekerja di perusahaan konstruksi atas dugaan pembunuhan tidak sengaja (manslaughter) terkait kebakaran besar yang menewaskan sedikitnya 94 orang dan menyebabkan ratusan orang lainnya belum ditemukan. Kebakaran ini menjadi insiden paling mematikan di kota tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Kebakaran yang terjadi pada Rabu siang itu dengan cepat merambat dan membakar tujuh dari delapan menara apartemen di kompleks tersebut. Menurut Otoritas Pemadam Kebakaran Hong Kong, api di empat gedung sudah dapat dikendalikan pada Kamis pagi.
CBS News melaporkan, sedikitnya 70 orang dilaporkan terluka, termasuk 11 petugas pemadam kebakaran. Banyak dari mereka mengalami luka bakar dan gangguan pernapasan akibat asap tebal. Sekitar 900 warga dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Direktur Departemen Pemadam Kebakaran, Andy Yeung, mengonfirmasi bahwa seorang petugas pemadam berusia 37 tahun turut menjadi korban tewas. Ia telah bertugas selama sembilan tahun. “Kami semua sangat berduka atas kehilangan rekan yang begitu berdedikasi,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Hingga hari kedua upaya pemadaman, petugas penyelamat masih menyisir satu per satu unit apartemen gelap menggunakan senter. Sementara itu, asap pekat masih tampak mengepul dari beberapa jendela di kompleks Wang Fuk Court yang dihuni ribuan penduduk di Distrik Tai Po, wilayah utara Hong Kong dekat perbatasan China.
Baca Juga: Tentara Garda Nasional AS Tewas Ditembak di Dekat Gedung Putih
Otoritas setempat menyatakan masih ada sejumlah unit yang belum dapat dimasuki dan belum dipastikan apakah masih ada korban di dalamnya.
“Upaya pemadaman hampir selesai,” kata Wakil Direktur Operasi Pemadam Kebakaran, Derek Armstrong Chan. “Saat ini fokus kami memastikan tidak ada sisa bara yang kembali memicu api dan melanjutkan pencarian korban.”
Hingga Kamis pagi, pemerintah belum bisa memastikan jumlah orang yang masih hilang. Pada Kamis dini hari, Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee, menyatakan bahwa 279 orang belum dapat dihubungi. Namun sejauh ini tidak ada pembaruan resmi mengenai angka tersebut.
Dalam rekaman video, petugas tampak mencari korban di unit-unit tanpa penerangan, sementara kobaran api masih terlihat di beberapa bagian gedung yang kini hampir seluruhnya gosong.
Penyebab pasti kebakaran belum diketahui. Namun pihak berwenang menyebut api pertama muncul dari perancah luar salah satu gedung bertingkat 32 lantai, lalu merambat ke dalam dan menyebar ke gedung lain, kemungkinan diperparah oleh angin kencang.
Laju perambatan api sangat cepat karena perancah bambu yang menyelimuti eksterior gedung. Rekaman siaran langsung menunjukkan pemadam kebakaran menyemprotkan air menggunakan tangga hidrolik tinggi, sementara percikan api panas berjatuhan ke tanah.
Pihak pemadam menyebut suhu ekstrem di lokasi menyulitkan proses evakuasi. Otoritas juga mencurigai adanya material bangunan yang tidak memenuhi standar tahan api.
Polisi menemukan bahan busa yang sangat mudah terbakar dipasang di luar jendela dekat lobi lift gedung—material yang diduga dipasang oleh kontraktor proyek renovasi.
“Kami memiliki alasan kuat untuk meyakini pihak kontraktor bertindak sangat ceroboh,” kata Senior Superintendent Polisi, Eileen Chung. Tiga tersangka yang ditangkap berusia 52–68 tahun dan terdiri dari dua direktur perusahaan serta seorang konsultan teknik.
Baca Juga: Emas Melonjak ke Puncak 2 Pekan Jumat (28/11) Pagi, Peluang The Fed Pangkas Bunga
Kebakaran ini pertama kali dilaporkan pada sore hari dan meningkat ke status alarm level-5—kategori tertinggi. Lebih dari 140 mobil pemadam dan 60 ambulans diterjunkan.
Catatan resmi menunjukkan kompleks tersebut berisi hampir 2.000 unit apartemen dengan total penghuni sekitar 4.800 orang. Bangunan ini dibangun pada 1980-an dan sedang dalam renovasi besar-besaran saat insiden terjadi.
Seorang anggota dewan distrik Tai Po, Lo Hiu-fung, mengatakan banyak korban yang terjebak adalah warga lanjut usia.
“Bagi warga sekitar, tetap berada di rumah, tutup pintu dan jendela, tetap tenang, dan hindari area terdampak,” tulis Dinas Pemadam Kebakaran Hong Kong di Facebook.
Presiden China, Xi Jinping, menyampaikan belasungkawa atas kematian petugas pemadam dan menyampaikan simpati kepada keluarga korban melalui media pemerintah.
Wilayah Tai Po berada di Hong Kong bagian utara dekat kota Shenzhen, China.
Kebakaran ini menjadi yang paling mematikan dalam puluhan tahun terakhir di Hong Kong. Sebelumnya, insiden paling fatal terjadi pada 1996 ketika 41 orang tewas dalam kebakaran di sebuah gedung komersial di Kowloon.
Tonton: Skandal Prince Group: Hong Kong Bekukan Aset Taipan Chen Zhi Rp 4,5 Triliun
Kesimpulan:
Kebakaran besar di kompleks apartemen Wang Fuk Court, Hong Kong, menewaskan sedikitnya 94 orang dan membuat ratusan lainnya belum ditemukan. Api diduga berawal dari perancah bangunan yang mudah terbakar dan diduga diperburuk oleh penggunaan material yang tidak memenuhi standar keselamatan. Tiga orang dari perusahaan konstruksi ditangkap atas dugaan kelalaian berat. Proses pencarian korban masih berlangsung, sementara pemerintah dan warga Hong Kong tengah berduka atas tragedi kebakaran paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir.













