Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi merek Tesla, salah satu pelopor kendaraan listrik dunia, mengalami penurunan signifikan hingga US$15 miliar, menurut analisis terbaru.
Penyebab utama penurunan ini adalah serangkaian kontroversi yang melibatkan CEO Tesla, Elon Musk, serta berbagai masalah operasional lainnya yang dihadapi perusahaan.
Penurunan Nilai Merek Tesla dalam Dua Tahun Terakhir
Berdasarkan laporan dari firma penelitian dan konsultasi Brand Finance, nilai merek Tesla pada awal tahun 2025 tercatat sebesar US$43 miliar, turun dari US$58,3 miliar pada awal 2024 dan US$66,2 miliar di awal 2023. Mengutip unilad, penurunan ini menandai tahun kedua berturut-turut di mana Tesla mengalami degradasi nilai merek.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
-
Penarikan Massal Kendaraan Tesla
Pada tahun 2024, Tesla menjadi merek otomotif dengan penarikan kendaraan terbanyak, dengan sekitar 5 juta unit dipanggil kembali di seluruh dunia. -
Keputusan Investor Besar
Salah satu investor utama Tesla menjual saham senilai US$585 juta, sebuah langkah yang dilaporkan terkait dengan kontroversi seputar Elon Musk. -
Kritik terhadap Cybertruck
Produk terbaru Tesla, Cybertruck, menjadi sorotan negatif di internet, terutama terkait kualitas pembuatannya yang dianggap tidak sesuai harapan.
Baca Juga: Kontroversi Gestur Elon Musk saat Perayaan Pelantikan Presiden Donald Trump
Pengaruh Elon Musk terhadap Citra Tesla
Elon Musk, yang telah menjabat sebagai CEO Tesla sejak tahun 2008, menjadi sorotan utama dalam laporan Brand Finance. Meskipun ia memiliki basis penggemar yang setia, perilaku publiknya kerap menjadi kontroversi yang merugikan merek Tesla.
CEO Brand Finance, David Haigh, menyatakan bahwa figur Elon Musk berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap Tesla.
"Ada orang yang menganggapnya luar biasa, tetapi banyak juga yang tidak menyukainya," kata Haigh.
Data survei Brand Finance menunjukkan bahwa di tiga wilayah utama – Amerika Serikat, Eropa, dan Asia – skor Tesla dalam kategori 'pertimbangan', 'reputasi', dan 'rekomendasi' mengalami penurunan drastis.
Baca Juga: Bill Gates Ungkapkan Kesalahan Terbesarnya yang Rugikan Perusahaan US$400.000.000.000
Data Penurunan Skor Tesla
- Eropa: Skor "pertimbangan" (kesediaan konsumen untuk mempertimbangkan membeli Tesla) turun dari 21% menjadi 16% dalam satu tahun terakhir.
- AS: Skor "rekomendasi" Tesla turun dari 8,2 menjadi 4,3 dalam skala 10 poin.
Namun, meskipun citra merek melemah, Tesla masih mempertahankan tingkat loyalitas tinggi di Amerika Serikat, yaitu sebesar 90%, menunjukkan bahwa pelanggan yang sudah memiliki Tesla cenderung tetap menggunakan kendaraan merek tersebut.
Tantangan Baru di Era Kepemimpinan Donald Trump
Selain masalah internal, Tesla juga menghadapi tantangan dari kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Proposal Trump untuk menghapus insentif pajak kendaraan listrik diperkirakan akan berdampak signifikan pada profitabilitas Tesla.
Menurut estimasi dari JPMorgan, sekitar 40% keuntungan Tesla berisiko terancam akibat kebijakan Trump tersebut. Ryan Brinkman, analis JPMorgan, menyatakan bahwa Tesla saat ini tidak berada pada jalur untuk mendominasi industri otomotif global dalam transisi menuju elektrifikasi.
Baca Juga: Chip Otak Neuralink Elon Musk Seharga US$50.000 Ditanamkan pada Pasien Ketiga
Masa Depan Tesla: Apa yang Harus Dilakukan?
David Haigh dari Brand Finance memperingatkan bahwa Tesla perlu mengambil langkah strategis untuk memulihkan nilai mereknya.
"Jika Tesla tidak mampu menghadirkan rangkaian produk baru yang benar-benar menarik konsumen, atau jika mereka tidak dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemimpinnya, mereka berisiko dianggap telah melewati masa keemasannya," ujar Haigh.
Dengan reputasi Tesla yang semakin tertekan, perusahaan perlu fokus pada peningkatan kualitas produk, inovasi teknologi, serta pengelolaan citra publik yang lebih baik untuk mempertahankan posisinya di pasar kendaraan listrik.