Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - HANOI. Kementerian Keamanan Publik Vietnam telah menyepakati pembelian dua helikopter dari perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin.
Informasi ini disampaikan tiga sumber yang mengetahui langsung jalannya perundingan.
Kesepakatan ini menjadi salah satu langkah penting dalam kerja sama keamanan antara Vietnam dan AS sejak pencabutan embargo senjata oleh Washington pada 2016.
Menurut sumber Reuters, perundingan antara Kementerian Keamanan Publik Vietnam dan sejumlah perusahaan pertahanan AS telah berlangsung sejak setidaknya 2022.
Baca Juga: Terancam Batal, Lockheed Martin Berupaya Selamatkan Kesepakatan F-35 dengan Kanada
Selain pembelian helikopter, Lockheed Martin juga sedang bernegosiasi dengan Kementerian Pertahanan Vietnam terkait kemungkinan penjualan pesawat angkut militer C-130.
Vietnam, yang selama ini bergantung pada pasokan persenjataan dari Rusia, tengah berupaya mendiversifikasi sumber alutsistanya.
Di saat yang sama, pemerintah Vietnam juga masih melanjutkan negosiasi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terkait perjanjian tarif, demi mempertahankan akses ke pasar ekspor terbesarnya.
Salah satu sumber menyebut bahwa pilot Vietnam telah menjalani pelatihan menggunakan helikopter Sikorsky buatan Lockheed Martin.
“Kesepakatan ini bernilai lebih dari US$ 100 juta dan kemungkinan akan mencakup lebih banyak unit helikopter di masa mendatang,” ungkap sumber tersebut.
Ia tidak menjelaskan model yang akan dibeli, tetapi menyebut bahwa para pilot dilatih dengan helikopter S-92 yang umum digunakan dalam operasi sipil dan militer.
Baca Juga: Lockheed Martin Berupaya Selamatkan Kesepakatan F-35 dengan Kanada
Dua sumber lainnya mengonfirmasi kesepakatan pembelian dua unit helikopter Lockheed Martin, namun menolak memberikan informasi terkait harga maupun model yang dimaksud. Semua narasumber enggan disebutkan identitasnya karena informasi ini belum bersifat publik.
Reuters belum dapat memastikan kapan kesepakatan tersebut akan diselesaikan, atau apakah masih ada rincian kontraktual yang perlu dinegosiasikan. Sejauh ini, kerja sama pertahanan antara Vietnam dan AS pasca pencabutan embargo lebih banyak terbatas pada bantuan kapal penjaga pantai dan pesawat latih.
Lockheed Martin menyatakan bahwa segala pertanyaan terkait pengadaan sebaiknya diarahkan langsung ke pemerintah Vietnam. Sementara itu, panggilan telepon ke Kementerian Keamanan Publik Vietnam tidak dijawab, dan Kementerian Luar Negeri juga belum menanggapi permintaan komentar.
Pada Juni 2022, Parlemen Vietnam menyetujui pembentukan unit polisi bergerak untuk menangani kejahatan, terorisme, dan kerusuhan. Dalam naskah undang-undang, unit ini disebut membutuhkan helikopter sebagai bagian dari operasionalnya.
Pemerintah Amerika Serikat memandang Vietnam sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas regional, terutama di Laut Cina Selatan, di mana Vietnam kerap berselisih dengan China terkait wilayah yang disengketakan. Namun, dukungan terhadap kepolisian Vietnam bisa menimbulkan kontroversi.
Baca Juga: BI Sebut Daya Beli Masyarakat Masih Aman pada Awal 2025, Inflasi Inti Capai 2,36%
Laporan Departemen Luar Negeri AS tahun 2023 mengenai situasi hak asasi manusia di Vietnam menyebutkan adanya pelanggaran serius oleh pasukan keamanan negara itu. Menanggapi laporan tersebut, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyatakan bahwa laporan tersebut bias dan tidak akurat.
Meski sumber-sumber tidak secara langsung mengaitkan kesepakatan pengadaan alutsista dengan negosiasi dagang, sejumlah pejabat dari kedua negara menyatakan bahwa pembelian peralatan militer AS dapat memperkuat posisi Vietnam dalam perundingan perdagangan yang lebih luas.
Awal Juli lalu, Presiden Trump mengumumkan ketentuan tarif baru: bea masuk 20% untuk barang Vietnam yang diekspor ke AS, 40% untuk produk yang dikirim lewat laut, serta pembebasan bea untuk ekspor AS ke Vietnam.
Namun, Vietnam masih menegosiasikan kerangka awal dari perjanjian tersebut. Perundingan pun masih terus berlangsung.