kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Warning WHO: Jangan buru-buru melonggarkan lockdown, bahaya!


Senin, 13 April 2020 / 06:45 WIB
Warning WHO: Jangan buru-buru melonggarkan lockdown, bahaya!
ILUSTRASI. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, aksi pencabutan kegiatan penguncian (lockdown) yang terlalu dini dapat memicu lonjakan dalam angka korban infeksi virus corona.

Melansir Reuters, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan negara-negara harus berhati-hati tentang pelonggaran pembatasan, bahkan ketika beberapa orang berjuang karena kesulitan ekonomi.

Negara-negara yang paling terpukul di Eropa, Spanyol dan Italia, sama-sama mengendurkan beberapa tindakan, sementara kebijakan penguncian tetap berlanjut.

Baca Juga: Inggris akan mengucurkan bantuan corona £ 200 juta ke WHO dan organisasi global

Secara global, ada 1,6 juta kasus virus corona dan 101.000 kematian.

Berbicara di sebuah konferensi pers virtual di Jenewa, Dr Tedros mengatakan ada "respons yang melambat" terkait epidemi di beberapa negara Eropa.

Dia mengatakan, WHO sedang bekerja dengan pemerintah untuk membentuk strategi pelonggaran pembatasan, tetapi ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat.

Baca Juga: WHO: Ada laporan beberapa pasien virus corona setelah pulih dinyatakan positif lagi

"Mencabut pembatasan terlalu cepat dapat menyebabkan kebangkitan yang mematikan," katanya seperti yang dikutip Reuters.

Dia menambahkan, "Jalan turun bisa sama berbahayanya dengan jalan naik jika tidak dikelola dengan baik."

Bagaimana Spanyol dan Italia mengurangi pembatasan?

Pemerintah di Spanyol sedang mempersiapkan untuk memungkinkan beberapa pekerja yang tidak penting di sektor-sektor termasuk konstruksi dan produksi pabrik untuk kembali ke pekerjaan mereka pada hari Senin.

Spanyol mencatat jumlah kematian harian terendah dalam 17 hari pada hari Jumat, dengan 605 orang meninggal. Menurut angka terbaru, Spanyol mendaftarkan 15.843 kematian terkait dengan virus.

Baca Juga: Nyaris Tembus 20.000, Kematian Akibat Corona di AS Jadi Yang Tertinggi di Dunia

Namun, pemerintah telah mendesak masyarakat untuk terus menegakkan aturan jarak sosial selama akhir pekan panjang Paskah.

Di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte memperpanjang penguncian nasional hingga 3 Mei, memperingatkan bahwa keuntungan yang dicapai sejauh ini tidak boleh hilang.

Namun, sebagian kecil bisnis yang telah ditutup sejak 12 Maret akan diizinkan untuk dibuka kembali pada hari Selasa.

Baca Juga: Indonesia disebut berpotensi jadi episentrum baru virus corona, ini kata pemerintah

Conte secara khusus menyebutkan toko buku dan toko pakaian anak-anak. Akan tetapi laporan media menunjukkan bahwa binatu dan layanan lainnya juga dapat dimasukkan.

Hanya toko kelontong dan apotek yang diizinkan beroperasi sejak kebijakan penguncian dimulai.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×