Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA/BRUSSELS. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengumumkan pada Selasa (15/9/2020) bahwa Amerika Serikat telah melanggar aturan perdagangan global dengan memberlakukan tarif miliaran dollar dalam perang dagang Presiden Donald Trump dengan China. Pengumuman tersebut memicu kemarahan dari Washington.
Melansir Reuters, Pemerintahan Trump mengatakan tarif yang diberlakukan dua tahun lalu pada lebih barang-barang Tiongkok dengan nilai dari US$ 200 miliar dibenarkan karena China mencuri kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan AS untuk mentransfer teknologi saat mengakses ke pasar Tiongkok.
Akan tetapi, dewan panel WTO yang beranggotakan tiga orang mengatakan, bea masuk AS melanggar aturan perdagangan karena hanya berlaku untuk China dan di atas tarif maksimum yang disepakati oleh Amerika Serikat. Panel menyimpulkan, Washington tidak memiliki cukup alasan saat menjelaskan mengapa tindakannya merupakan pengecualian yang dibenarkan.
"Laporan panel ini menegaskan apa yang telah dikatakan pemerintahan Trump selama empat tahun: WTO sama sekali tidak memadai untuk menghentikan praktik teknologi berbahaya China," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer sebagai tanggapan atas keputusan WTO seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Semakin hot, Hong Kong akan melaporkan kelakuan Donald Trump dan Amerika ke WTO!
Kementerian Perdagangan China mengatakan Beijing mendukung sistem perdagangan multilateral dan menghormati aturan dan putusan WTO, dan berharap Washington akan melakukan hal yang sama.
Keputusan tersebut hanya akan berdampak kecil pada tarif AS dan hanyalah awal dari proses hukum yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk dilakukan, yang pada akhirnya mengarah pada persetujuan WTO untuk tindakan pembalasan jika ditegakkan. Langkah ini sudah diambil China.
Baca Juga: Perselisihan Dagang AS dan Uni Eropa Jalan Terus, Airbus Kena Bea Masuk 15%
Amerika Serikat kemungkinan akan mengajukan banding atas keputusan hari Selasa itu. Namun, hal itu akan membuat kasus tersebut menjadi batal hukum, karena Washington telah memblokir penunjukan hakim ke badan banding WTO.
Panel WTO menyadari bahwa mereka sedang melangkah ke dalam situasi yang panas. “Panel sangat menyadari konteks yang lebih luas di mana sistem WTO saat ini beroperasi, yang mencerminkan serangkaian ketegangan perdagangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya,” demikian kesimpulan laporan WTO setebal 66 halaman itu.
Panel merekomendasikan Amerika Serikat untuk melakukan tindakan sesuai dengan kewajibannya, tetapi juga mendorong kedua belah pihak untuk bekerja demi menyelesaikan sengketa secara keseluruhan.
Baca Juga: Pesimistis dengan hubungan AS-China, 14% pengusaha AS di China akan relokasi industri
"Waktu tersedia bagi para pihak untuk mengambil keputusan saat proses berkembang dan lebih lanjut mempertimbangkan peluang untuk solusi yang disepakati bersama dan memuaskan," katanya.
Tanggapan Trump
Selama terjadi perang dagang dalam dua tahun terakhir dengan Beijing, Trump mengancam akan mengenakan tarif pada hampir semua barang impor China - dengan nilai lebih dari US$ 500 miliar - sebelum kedua negara menandatangani kesepakatan perdagangan "Fase 1" pada Januari 2020. Data Bea Cukai AS menunjukkan, tarif tambahan masih berlaku untuk barang-barang China senilai sekitar US$ 370 miliar, dan bea masuk US$ 62,16 miliar telah dikumpulkan sejak Juli 2018.
Baca Juga: Hubungan AS-China kian panas, pebisnis Amerika di China makin was-was
Trump menggambarkan WTO sebagai organisasi yang "mengerikan" dan bias terhadap China. Tak heran dia sering mengancam untuk mundur dari keanggotaan WTO.
Ketika dia meninggalkan Gedung Putih untuk berkampanye, Trump mengatakan dia "harus melakukan sesuatu tentang WTO karena mereka telah membiarkan China lolos dari aksi pembunuhan."
Trump mengatakan dia perlu melihat lebih dekat pada putusan tersebut, tetapi menambahkan: "Saya bukan penggemar berat WTO sekarang. Mungkin saja mereka sangat membantu kita."
Menurut Margaret Cekuta, mantan pejabat USTR yang membantu menulis laporan penting tentang pelanggaran kekayaan intelektual China, keputusan tersebut dapat membantu memicu keputusan Trump untuk meninggalkan WTO atau mendukung argumen AS untuk mereformasi badan perdagangan berusia 25 tahun itu.
Baca Juga: Waduh, upaya penjualan TikTok di Amerika bakal tertunda bahkan bisa gagal, kenapa?
“Ini memberi amunisi pemerintah untuk mengatakan WTO sudah ketinggalan zaman. Jika mereka tidak dapat memutuskan tentang hak kekayaan intelektual, lalu bagaimana posisi mereka dalam perekonomian yang lebih luas ke depan?" kata Cekuta, yang sekarang menjabat sebagai principal di firma lobi Capitol Counsel.
Trump, yang kerap mengkritik lembaga multilateral, telah keluar dari organisasi budaya PBB, UNESCO, dan berencana untuk meninggalkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).