Sumber: foxnews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menteri Perdagangan Howard Lutnick menulis bahwa DSA dirancang untuk membungkam kebebasan berbicara dan perusahaan teknologi Amerika. Menurutnya, AS telah menyampaikan posisinya dengan jelas kepada pihak Eropa.
Senator Eric Schmitt menambahkan, “Birokrat asing tidak punya hak sedikit pun untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan oleh rakyat Amerika.”
Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC), Brendan Carr, mengatakan, “Eropa kembali mendenda perusahaan teknologi AS hanya karena perusahaan itu sukses. Mereka seperti ‘memajaki’ Amerika untuk menyubsidi benua yang terhambat oleh regulasi yang mengekang.”
Senator Rick Scott menegaskan, “Amerika sudah selesai bersikap masa bodoh saat pemerintah asing mencoba menyensor rakyat kami dan menekan perusahaan kami.”
Komisi Eropa juga memaparkan alasannya secara rinci dalam siaran pers.
Menurut mereka, penggunaan centang biru untuk akun “verified” di X menyesatkan pengguna karena siapa pun bisa membayar untuk mendapatkan status tersebut tanpa verifikasi identitas yang berarti. Hal itu membuat pengguna sulit menilai keaslian akun dan konten, dan membuka peluang terjadinya penipuan, termasuk penyamaran.
Tonton: Investor China, Rusia, dan AS Lirik Proyek Kereta di Luar Jawa
Komisi juga menyebutkan bahwa penyimpanan data iklan X tidak memenuhi standar transparansi dalam DSA. Akses dan keterlacakan data iklan sangat penting bagi peneliti dan masyarakat sipil untuk mendeteksi penipuan, operasi informasi, kampanye manipulasi, hingga iklan palsu.
Kesimpulan
- UE menjatuhkan denda besar kepada X atas pelanggaran transparansi dalam DSA, bukan soal moderasi konten.
- Musk dan tokoh kunci dalam pemerintahan Trump menyerang balik, menuding UE sebagai birokrasi yang menghambat kebebasan berekspresi dan memusuhi perusahaan teknologi AS.
- UE membela diri dengan alasan keamanan pengguna, terutama terkait penipuan dan keterbukaan data iklan.
- Konfliknya mencerminkan dua visi yang saling bertolak belakang: regulasi ketat demi perlindungan publik versus kebebasan ekspresi total tanpa intervensi pemerintah.
- Perselisihan ini berpotensi menjadi konflik diplomatik yang lebih luas antara AS dan UE di sektor teknologi.













