kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Xi Jinping akan memberikan dukungan penuh pada Kim Jong-un


Kamis, 20 Juni 2019 / 13:36 WIB
Xi Jinping akan memberikan dukungan penuh pada Kim Jong-un


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Presiden China Xi Jinping menjanjikan dukungan penuhnya untuk pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Xi juga berjanji untuk memainkan peran aktif dalam upaya membawa perdamaian dan stabilitas ke kawasan tersebut.

Dilansir dari South China Morning Post, sederet janji tersebut diungkap Xi sebelum kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara tertutup tersebut.

"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, China akan dengan tegas mendukung Kim Jong-un untuk memimpin Korea Utara dan rakyatnya guna menerapkan garis strategis baru", kata Xi dalam artikel yang dimuat media Korea utara Rodong Sinmun.

Selain mengungkapkan keinginan kedua pihak untuk memperkuat komunikasi dan aliansi strategis, Xi mengatakan Beijing akan terus mendukung Pyongyang dalam negosiasi dengan negara-negara lain.

"Kami akan secara aktif berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran di kawasan ini dengan memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan Republik Rakyat Demokratik Korea," katanya.

China juga akan terlibat dengan para pemangku kepentingan lainnya guna mempercepat kemajuan dialog dan negosiasi tentang masalah semenanjung Korea.

Menjelang kunjungan selama dua hari ke Pyongyang, juru bicara kementerian luar negeri China Lu Kang mengatakan bahwa hasil KTT Donald Trump dan Kim yang berakhir dengan kegagalan di Hanoi adalah di luar dugaan. Selain itu China mendorong kedua belah pihak untuk kembali melanjutkan dialog mereka.

Sementara itu pada pekan lalu Trump mengatakan bahwa ia telah menerima 'surat yang indah' dari Kim yang telah mengatur ulang hubungan antara kedua belah pihak. Padahal pada bulan Mei, ia mengatakan bahwa Pyongyang tidak siap untuk bernegosiasi.

Salah satu hambatan utama dalam proses negosiasi tersebut adalah masalah sanksi PBB. Pyongyang telah menetapkan bahwa sanksi tersebut harus dicabut sebagai prasyarat dari proses denuklirisasi, sementara Washington bersikeras tak ingin sanksi tersebut dicabut sampai Korea Utara memberikan bukti yang jelas bahwa proses denuklirisasi memang sedang dilakukan dengan nyata.

China, sementara itu, telah dituduh memberikan sejumlah besar bantuan kemanusiaan kepada tetangganya untuk membantu mengimbangi dampak sanksi. 

Di sisi lain, Zhao Tong dari Pusat Kebijakan Global Carnegie-Tsinghua mengatakan bahwa selain memiliki tujuan utama untuk menegaskan kembali hubungan, kunjungan Xi juga dirancang untuk menunjukkan bahwa Beijing masih memiliki peran untuk dimainkan dalam negosiasi.

“Ketika persaingan strategis China-AS tumbuh, Tiongkok ingin mempertahankan pengaruh geopolitiknya di semenanjung Korea. Dengan menunjukkan hubungannya yang unik dengan DPRK pada saat Washington maupun Seoul tidak dapat melanjutkan keterlibatan tingkat tinggi dengan Pyongyang," katanya.

"Beijing memberi sinyal kepada Washington bahwa China masih merupakan mitra yang bermanfaat, konstruktif dan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah regional yang penting,” lanjut Zhao.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×