Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Sinwar, yang dijuluki "Wajah Kejahatan" oleh Israel, tetap beroperasi secara rahasia dan menggunakan kurir tepercaya untuk komunikasi. Selama pembicaraan gencatan senjata yang gagal, Sinwar menjadi pengambil keputusan tunggal, menunggu tanggapan melalui rantai pengirim rahasia.
Komitmennya terhadap perjuangan Palestina dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil yang sulit di kamp pengungsi Gaza dan 22 tahun masa penahanan di Israel. Dia bergabung dengan Hamas sejak awal didirikan dan mengadopsi ideologi radikal yang menentang keberadaan Israel.
Sinwar dikenal sebagai arsitek strategi militer Hamas dan memiliki hubungan kuat dengan Iran.
Baca Juga: Israel Mengkonfirmasi Kepala Militer Hamas Telah Tewas dalam Serangan di Gaza
Sebelum merencanakan serangan pada 7 Oktober, dia mengungkapkan keinginannya untuk menyerang Israel secara signifikan. Namun, meskipun masalah Palestina kembali menjadi perhatian global, peluang untuk mendirikan negara Palestina masih tampak jauh.
Sinwar, yang pernah dihukum karena penculikan dan pembunuhan, diyakini memandang kesepakatan damai sebagai upaya Israel untuk mempertahankan kekuasaan.
Baca Juga: Perundingan Gaza Tersendat, Kemarahan kepada Netanyahu Meningkat
Meskipun di penjara, ia terus belajar dan berupaya menjaga moral tahanan lainnya. Sinwar telah berkomitmen untuk membebaskan semua tahanan Palestina di Israel, mencerminkan tekadnya untuk membangun kembali tanah airnya.