kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

1,5 juta warga dunia terinfeksi corona, WHO peringatkan resesi terburuk


Kamis, 09 April 2020 / 12:11 WIB
1,5 juta warga dunia terinfeksi corona, WHO peringatkan resesi terburuk
ILUSTRASI. Paramedis di Roma. REUTERS/Guglielmo Mangiapane


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Melansir South China Morning Post, ada sekitar 1,5 juta warga dunia terinfeksi virus corona. Pada saat yang sama, WTO memperingatkan terjadinya resesi terburuk dalam kehidupan kita dari yang pernah ada.

Amerika Serikat mencatatkan hampir sekitar 2.000 kematian akibat virus corona. Pada Selasa lalu, Presiden AS Donald Trump mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
atas responsnya terhadap pandemi yang dinilai gagal dan terlalu fokus pada China.

Sementara Wuhan, kota di China tempat virus pertama kali dilaporkan, merayakan kebebasannya dari kebijakan penutupan (lockdown) selama hampir 11 minggu. Sementara, banyak negara Barat tetap berada dalam pergolakan darurat kesehatan yang telah menewaskan lebih dari 88.000 orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Bill Gates sebut AS akan bebas dari virus corona pada 2021, ini alasannya

Pemerintah dunia bergulat dengan bagaimana menyeimbangkan keselamatan publik dengan dampak buruk dari penguncian terhadap ekonomi yang telah menutup seluruh sektor ekonomi dan menghapus jutaan pekerjaan dalam hitungan minggu.

South China Morning Post melaporkan, ketika krisis ekonomi mulai terasa, para pakar kesehatan menekankan bahwa pelonggaran pembatasan secara prematur dapat mempercepat penyebaran penyakit yang telah menyusup ke hampir setiap negara dan masyarakat, dari pengungsi hingga bangsawan.

AS dan Eropa, kini menjadi pihak dengan jumlah korban terbesar dari kematian dunia.

Baca Juga: Ini isi surat terbuka koordinasi respon global penangananan virus corona untuk G20

Italia, Spanyol dan Prancis adalah tiga negara dengan kondisi paling parah di benua Eropa. Situasi di Inggris juga mulai memburuk, di mana negara ini mencatat rekor kematian mencapai 938 kasus pada Rabu. Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghabiskan hari ketiga dalam perawatan intensif.

Para pejabat Inggris meyakinkan, kondisi pemimpin berusia 55 tahun itu "membaik" dan dia dalam "semangat yang baik".

AS, sementara itu, mencatat tonggak baru yang mengkhawatirkan saat infeksi melonjak melewati 430.000 kasus,-jauh di atas negara lain di planet ini. New York, pusat wabah AS, melihat rekor 779 kematian dalam 24 jam, meskipun Gubernur negara bagian Andrew Cuomo mengatakan epidemi tampaknya mulai stabil.

Baca Juga: Xi Jinping: China harus mempersiapkan skenario terburuk

Di Arab Saudi, Pangeran senior Saudi yang juga merupakan gubernur Riyadh dikabarkan sedang dalam perawatan intensif akibat virus corona. Tak hanya itu, ratusan anggota keluarga kerajaan lainnya juga jatuh sakit dengan gejala yang sama.

Berdasarkan memo internal yang dikirim oleh pejabat rumah sakit Saudi dengan label "siaga tinggi" yang diperoleh New York Times, dokter di rumah sakit elit yang merawat anggota klan Al-Saud sedang mempersiapkan sebanyak 500 tempat tidur untuk para bangsawan lain dan orang-orang terdekat mereka.  

"Arahan harus siap untuk V.I.P. dari seluruh negara," tulis operator fasilitas elit, Rumah Sakit Spesialis King Faisal, dalam peringatan, yang dikirim secara elektronik Selasa malam ke dokter senior. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×