Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Pada Senin (13/1/2025), enam negara Uni Eropa meminta Komisi Eropa untuk menurunkan batas harga minyak Rusia sebesar US$ 60 per barel yang ditetapkan oleh negara-negara G7.
Mereka beralasan, hal itu akan mengurangi pendapatan Moskow untuk melanjutkan perang di Ukraina tanpa menyebabkan guncangan pasar.
Reuters memberitakan, batas harga minyak mentah Rusia yang diangkut melalui laut serta produk minyak bumi olahan ditetapkan oleh negara-negara G7 untuk mengekang pendapatan Moskow dari perdagangan minyak. Cara ini bisa membatasi kemampuan Rusia untuk membiayai invasinya ke Ukraina.
"Langkah-langkah yang menargetkan pendapatan dari ekspor minyak sangat penting karena mengurangi sumber pendapatan tunggal terpenting Rusia," kata Swedia, Denmark, Finlandia, Latvia, Lithuania, dan Estonia dalam sebuah surat kepada badan eksekutif Uni Eropa.
"Kami percaya sekarang adalah saatnya untuk lebih meningkatkan dampak sanksi kami dengan menurunkan batas harga minyak G7," katanya.
Batasan harga G7 ditetapkan sebesar US$ 60 per barel minyak mentah Rusia, US$ 100 per barel untuk produk premium-ke-minyak mentah, dan US$ 45 per barel untuk produk diskon-ke-minyak mentah.
Baca Juga: Kremlin Protes Keras, Sebut Sanksi Baru AS Bakal Ganggu Stabilitas Pasar Global
Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan penerapan dan penegakan batasan harga merupakan faktor penting dalam berurusan dengan Rusia.
"Ada korelasi yang jelas antara harga operator energi dan tingkat agresivitas Rusia," tulis Yermak di aplikasi perpesanan Telegram.
"Ekspor energi merupakan sumber utama pembiayaan perang bagi Kremlin. Semakin tinggi harga minyak, semakin banyak jumlah senjata dan niat agresif di Rusia. Semakin rendah harga minyak, semakin dekat perdamaian," tambah Yermak.
Batas harga maksimum tidak berubah sejak Desember 2022 dan Februari 2023 ketika batas harga tersebut diberlakukan. Sementara harga minyak mentah Rusia di pasar berada di bawah level tersebut secara rata-rata pada tahun 2023 dan 2024.
Baca Juga: Goldman Sachs: Harga Minyak Bisa Sentuh US$ 85 Per Barel, Imbas Sanksi AS ke Rusia
"Pasar minyak internasional saat ini memiliki pasokan yang lebih baik daripada tahun 2022, sehingga mengurangi risiko penurunan batas harga yang akan menyebabkan guncangan pasokan," kata surat dari keenam negara tersebut.
"Mengingat kapasitas penyimpanan yang terbatas dan ketergantungannya yang sangat besar pada ekspor energi untuk pendapatan, Rusia tidak memiliki alternatif untuk melanjutkan ekspor minyak bahkan dengan harga yang jauh lebih rendah," kata surat tersebut.
Tonton: Google-nya Rusia Dititahkan untuk Sembunyikan Peta Kilang Minyak, Ini Alasannya