Sumber: South China Morning Post,The Star | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Akhirnya, Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (23/3/2020) mencabut penggunaan istilah "virus China" untuk virus corona yang kini telah menyebar ke seluruh dunia. Tak hanya itu, dia juga menyerukan perlindungan terhadap warga Asia-Amerika.
"Sangat penting bahwa kita benar-benar melindungi komunitas Asia-Amerika di Amerika Serikat dan di seluruh dunia," kata Trump pada briefing Gedung Putih.
"Mereka adalah orang-orang luar biasa dan penyebaran virus bukanlah kesalahan mereka dalam bentuk atau bentuk apa pun," katanya seperti yang dikutip dari South China Morning Post.
"Mereka bekerja sama dengan kami untuk menyingkirkannya. Kita akan menang bersama. Ini sangat penting," jelas Trump.
Baca Juga: Soal wabah corona, Donald Trump remehkan peringatan badan intelejen AS?
Melunaknya Trump terjadi seminggu setelah beberapa pejabat seniornya berkeras mengaitkan penyakit tersebut dengan "China", yang pada akhirnya memicu kecaman luas dari AS sendiri - termasuk anggota parlemen, kelompok advokasi Asia-Amerika dan masyarakat luas- dan masyarakat di luar negeri.
Sebelumnya pada hari Senin, pelapor khusus PBB tentang rasisme mengkritik Trump untuk "penggunaan yang dihitung" dari nomenklatur berbasis geografis, dengan alasan bahwa bahasa tersebut berakar, dan mendorong, rasisme, dan xenofobia.
Baca Juga: RUU corona AS: Ada bantuan keluarga US$ 3.000 dan tambahan likuiditas US$ 4 triliun
Dalam sebuah pernyataan dengan kata-kata yang keras, E. Tendayi Achiume mengatakan bahasa tersebut terkesan untuk mengisolasi dan menstigmatisasi individu yang dianggap atau keturunan China atau Asia Timur lainnya.
Melansir The Star, ini merupakan sebuah istilah yang menurut para ahli tidak akurat dan telah menyebabkan peningkatan insiden serangan rasis terhadap orang-orang Asia dari berbagai etnis.
Baca Juga: Trump tulis surat untuk Kim Jong Un, tawarkan kerjasama memberantas virus corona
"Presiden Amerika Serikat, dan pejabat Gedung Putih lainnya, menggunakan istilah 'virus China', atau 'Kung-Flu', atau 'virus Wuhan', kami percaya menghasut dan memprovokasi sentimen anti-Asia ini dan benar-benar bertanggung jawab dalam munculnya aksi kekerasan tersebut," kata Cynthia Choi, direktur eksekutif China untuk Affirmative Action, sebuah organisasi hak-hak sipil berbasis komunitas di San Francisco seperti yang dikutip The Star.
Baca Juga: AS tawarkan bantuan ke Iran, Khameini: Penipu dan pembohong
"Dia menolak untuk menyebutnya dengan nama medis yang benar, yaitu COVID-19, atau virus corona. Dia menolak untuk melakukan itu, bahkan setelah diperingatkan bahwa hal ini membahayakan bagi kehidupan orang-orang Asia-Amerika," katanya.