CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Aksi demonstrasi meletus di seluruh negeri, Ekuador deklarasikan kondisi darurat


Jumat, 04 Oktober 2019 / 07:43 WIB
Aksi demonstrasi meletus di seluruh negeri, Ekuador deklarasikan kondisi darurat
ILUSTRASI. Bendera Ekuador


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - QUITO. Presiden Ekuador Lenin Moreno mendeklarasikan kondisi darurat pada hari Kamis (3/10), ketika aksi unjuk rasa meletus di seluruh penjuru negeri seiring berakhir subsidi bahan bakar yang sudah berlangsung selama beberapa dekade. Penghapusan subsidi itu merupakan bagian dari paket reformasi fiskal pemerintah senilai US$ 2 miliar.

"Cabut paket reformasi!" teriak pengunjuk rasa, yang merujuk pada langkah reformasi yang diberlakukan minggu ini.

Melansir Reuters, dengan diberlakukannya penghapusan subsidi BBM pada Kamis, sopir taksi, bus dan truk memblokir jalan-jalan di ibukota dataran tinggi Quito dan wilayah Guayaquil di pantai Pasifik. Sementara, stasiun bus ditutup. Masyarakat umum, pelajar dan serikat pekerja bergabung dalam aksi ini. Mereka memblokir jalan dengan batu dan membakar ban.

Baca Juga: Angelina Jolie minta dukungan internasional untuk anak-anak Venezuela

Di Quito, kondisi tampak memanas. Sejumlah demonstran bertopeng melemparkan batu ke arah polisi anti huru hara yang merespons dengan gas air mata dan mengerahkan kendaraan lapis baja.

“Aksi ini akan terus kami lakukan sampai pemerintah membatalkan keputusan tentang subsidi. Kami akan melumpuhkan negara ini," kata pemimpin transportasi bus Abel Gomez seperti yang dikutip Reuters.

Para pejabat Ekuador mengatakan, penghapusan subsidi bahan bakar diperlukan untuk mengangkat perekonomian dan menghentikan penyelundupan.

Moreno, yang memenangkan pemilu pada tahun 2017 menggantikan Rafael Correa, mengatakan kepada wartawan bahwa subsidi "jahat" yang berlaku selama 40 tahun, telah mendistorsi ekonomi dan aksi protes tidak akan diizinkan melumpuhkan Ekuador.

Baca Juga: Nestle dan Fonterra memompa penjualan susu di Amerika

"Untuk memastikan keamanan warga negara dan menghindari kekacauan, saya telah mendeklarasikan negara dalam keadaan darurat nasional," kata presiden. "Saya memiliki keberanian untuk membuat keputusan yang tepat untuk bangsa ini."

Penahanan pelaku unjuk rasa

Beberapa kelompok pengunjuk rasa yang berusaha mencapai istana presiden di pusat kota Quito bentrok dengan pihak kepolisian. Di Guayaquil, beberapa toko dijarah.

Menteri Dalam Negeri Maria Romo mengatakan 19 orang ditangkap karena menghalangi jalan dan kejahatan lainnya.

"Kurangnya transportasi berdampak pada kita semua. Akan tetapi kenaikan harga bensin juga akan berdampak sama," kata Cesar Lopez, 39 tahun kepada Reuters.

Dengan populasi mencapai lebih dari 17 juta orang, Ekuador memiliki sejarah panjang ketidakstabilan politik. Aksi unjuk rasa jalanan telah menggulingkan tiga presiden selama kekacauan ekonomi pada dekade sebelum Correa berkuasa pada 2007.

Menteri Ekonomi Richard Martinez mengatakan, pada hari Rabu, Ekuador menargetkan untuk menghemat sekitar US$ 1,5 miliar per tahun lewat kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar. "Seiring dengan reformasi pajak, pemerintah akan mendapat keuntungan sekitar US$ 2,27 miliar," katanya.

Pada hari Selasa, Ekuador mengumumkan akan hengkang dari keanggotaan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memompa lebih banyak minyak dan meningkatkan pendapatan. Ekuador memompa 545.000 barel per hari.

Baca Juga: Pemimpin oposisi Venezuela Guaido ambil risiko ditangkap saat kembai ke negaranya

Perusahaan energi negara, Petroecuador, mengatakan fasilitas minyak beroperasi secara normal meskipun terjadi kerusuhan pada Kamis.

Melansir Reuters, pemerintah ingin mengurangi defisit fiskal dari sekitar US$ 3,6 miliar tahun ini menjadi di bawah US$ 1 miliar pada tahun 2020.

Tingkat utang Ekuador naik tajam di bawah kepemimpinan Correa, yang mendukung Moreno dalam pemilihan umum 2017 tetapi sejak saat itu menjadi pengkritik setelah penggantinya beralih ke kebijakan ekonomi yang lebih ramah pasar.

Pemerintah Moreno telah meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat dan mencapai kesepakatan senilai US$ 4,2 miliar dengan Dana Moneter Internasional pada bulan Februari. Tetapi skeptisme mengenai IMF terasa sangat kuat di Ekuador dan di seluruh Amerika Latin, di mana banyak warga yang menyalahkan kebijakan penghematan sebagai penyebab kesulitan ekonomi mereka.

Baca Juga: Negara mana saja penganut prinsip "ius soli" seperti Amerika Serikat?

"Kami akan menutup semua jalan utama," kata sopir taksi Sergio Menoscal, membantu memblokir jalan-jalan di Guayaquil. "Kami bosan dengan janji-janji palsu ... kami tidak bisa buta terhadap pemerintah yang tidak melakukan apa-apa untuk rakyat."



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×