kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Arab Saudi Desak AS Menahan Diri Ketika Houthi Menyerang Kapal-Kapal di Laut Merah


Kamis, 07 Desember 2023 / 09:22 WIB
Arab Saudi Desak AS Menahan Diri Ketika Houthi Menyerang Kapal-Kapal di Laut Merah
ILUSTRASI. Arab Saudi meminta Amerika Serikat untuk menahan diri dalam menanggapi serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Houthi Military Media/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - RIYADH/DUBAI. Arab Saudi meminta Amerika Serikat untuk menahan diri dalam menanggapi serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah, kata dua sumber yang mengetahui pemikiran Saudi, seiring dengan upaya Riyadh untuk membendung dampak buruk dari perang Hamas-Israel.

Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah terlibat dalam konflik yang telah menyebar ke seluruh Timur Tengah sejak perang meletus pada 7 Oktober, dengan menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran penting dan menembakkan drone serta rudal ke arah Israel sendiri.

Kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman mengatakan serangan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina dan berjanji akan terus melakukan serangan tersebut sampai Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza yang jaraknya lebih dari 1.000 mil dari pusat kekuasaan mereka di Sanaa.

Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam Poros Perlawanan yang bersekutu dengan Iran dan telah menyerang sasaran-sasaran Israel dan AS sejak awal konflik pada 7 Oktober, ketika Hamas menyerang Israel.

Baca Juga: Israel Bakal Membanjiri Terowongan di Gaza dengan Air Laut

Peran mereka telah menambah risiko konflik regional, mengancam jalur laut yang dilalui sebagian besar minyak dunia, dan mengkhawatirkan negara-negara di Laut Merah ketika roket dan drone Houthi terbang menuju Israel.

Riyadh, eksportir minyak terbesar dunia, sangat waspada ketika rudal Houthi ditembakkan ke wilayahnya.

Ketika Houthi meningkatkan serangan terhadap pelayaran selama beberapa minggu terakhir, dua sumber yang mengetahui pemikiran Saudi mengatakan pesan Riyadh untuk menahan diri kepada Washington bertujuan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Riyadh sejauh ini senang dengan cara Amerika Serikat menangani situasi ini, tambah sumber tersebut.

“Mereka menekan Amerika mengenai hal ini dan mengapa konflik Gaza harus dihentikan,” kata salah satu sumber.

Gedung Putih menolak berkomentar.

Pemerintah Saudi tidak menanggapi permintaan komentar melalui email mengenai diskusi tersebut.

Ketika Arab Saudi mendesak gencatan senjata untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai perang biadab di Gaza, diplomasi Arab Saudi mencerminkan kebijakan yang lebih luas yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas regional setelah bertahun-tahun berkonfrontasi dengan Iran dan sekutunya.

Baca Juga: AS Terapkan Larangan Visa Bagi Warga Israel yang Terlibat Kekerasan di Tepi Barat

Berfokus pada perluasan dan diversifikasi ekonomi Saudi, Riyadh tahun ini menormalisasi hubungan dengan Teheran dan berusaha keluar dari perang yang telah dilancarkan dengan Houthi di Yaman selama hampir sembilan tahun.

Sumber tersebut mengatakan Arab Saudi berusaha untuk memajukan proses perdamaian Yaman bahkan ketika perang berkecamuk di Gaza, karena khawatir hal itu dapat gagal. Yaman telah menikmati lebih dari satu tahun relatif tenang di tengah pembicaraan damai langsung antara pejabat Saudi dan Houthi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×