Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Menurut Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Center, melemahnya posisi Iran membuka peluang bagi Arab Saudi untuk memainkan peran diplomatik guna menghindari perang yang bisa menggagalkan visi pembangunan ekonomi kerajaan.
Dalam pertemuan tersebut, Pangeran Khalid juga mendorong Iran untuk meninjau ulang kebijakan regionalnya. Ia mengingatkan akan risiko serangan seperti yang terjadi pada fasilitas minyak Aramco pada 2019, yang dituduhkan kepada Iran dan sekutunya, kelompok Houthi.
Pejabat Iran membantah terlibat langsung dan menyatakan bahwa meski punya pengaruh atas Houthi, mereka tidak mengendalikan penuh kelompok tersebut.
Baca Juga: Arab Saudi Akan Memperkaya dan Menjual Uranium
Meski hubungan Iran–Saudi membaik sejak 2023, sejumlah diplomat dan analis menilai bahwa negara-negara kawasan belum melihat Iran sebagai mitra perdamaian yang dapat diandalkan. Mereka khawatir tindakan Iran dapat membahayakan ambisi pembangunan ekonomi kawasan.
Pangeran Khalid juga menekankan pentingnya Iran dan sekutunya menghindari provokasi terhadap AS, mengingat respons Trump kemungkinan lebih keras dibanding Presiden Joe Biden atau Barack Obama.
Sebagai jaminan, Pangeran Khalid menyampaikan bahwa Saudi tidak akan mengizinkan wilayah atau wilayah udaranya digunakan AS atau Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran.