kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

AS Kenakan Tarif 17% untuk Tomat Meksiko, Akhiri Kesepakatan Dagang 2019


Selasa, 15 Juli 2025 / 08:59 WIB
AS Kenakan Tarif 17% untuk Tomat Meksiko, Akhiri Kesepakatan Dagang 2019
ILUSTRASI. Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Senin (14/7) resmi memberlakukan tarif sekitar 17% atas impor tomat segar dari Meksiko, menyusul keputusan untuk mengakhiri perjanjian perdagangan yang telah berlangsung sejak 1996


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Senin (14/7) resmi memberlakukan tarif sekitar 17% atas impor tomat segar dari Meksiko, menyusul keputusan untuk mengakhiri perjanjian perdagangan yang telah berlangsung sejak 1996.

Tomat dari Meksiko menyumbang sekitar dua pertiga dari konsumsi tomat di Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai US$ 3 miliar per tahun.

Departemen Perdagangan AS menyatakan penarikan dari kesepakatan tahun 2019 dilakukan karena dugaan praktik dumping oleh produsen Meksiko.

Baca Juga: Begini Reaksi Investor Atas Tarif Trump 30% kepada Uni Eropa dan Meksiko

Investigasi menunjukkan tomat asal Meksiko dijual dengan harga 17,09% lebih murah dari nilai wajarnya di pasar AS.

“Petani kita telah terlalu lama dirugikan oleh praktik perdagangan tidak adil yang menekan harga produk seperti tomat,” kata Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick.

Meksiko: Keputusan AS Tidak Adil

Kementerian Ekonomi dan Pertanian Meksiko dalam pernyataan bersama menyebut keputusan AS sebagai langkah "tidak adil" dan merugikan baik petani Meksiko maupun industri AS.

Mereka berjanji akan membantu petani lokal menegosiasikan kesepakatan baru dan memperluas pasar ekspor internasional.

Menurut pemerintah Meksiko, sejumlah proposal kompromi dari produsen tomat mereka telah diajukan dan bersifat positif bagi AS, namun ditolak karena "alasan politik."

Baca Juga: Tensi Dagang Memanas! Trump Umumkan Tarif Impor 30% dari Meksiko dan Uni Eropa

Lima asosiasi pertanian Meksiko, termasuk dari negara bagian Baja California dan Sinaloa, menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah guna menemukan solusi.

“Tidak ada negara yang dapat menggantikan tomat Meksiko di pasar yang telah kami bangun selama 120 tahun melalui inovasi dan kerja keras,” tegas mereka.

Harga Konsumen Diprediksi Naik

Sebelum pengumuman tarif ini, sejumlah ekonom dan anggota parlemen AS dari Partai Demokrat telah memperingatkan bahwa harga produk berbahan dasar tomat akan naik.

“Salsa akan lebih mahal, rak toko akan lebih kosong, dan belanja bahan makanan akan lebih menguras kantong,” ujar anggota DPR Sylvia Garcia di media sosial X pada Jumat lalu.

Baca Juga: Trump Ancam Rusia dengan Tarif 100% Jika Tak Sepakat dengan Ukraina dalam 50 Hari

Trump juga sempat mengancam akan mengenakan tarif 30% atas seluruh impor dari Meksiko mulai 1 Agustus, setelah negosiasi perdagangan yang berlarut-larut tak kunjung menghasilkan kesepakatan komprehensif.

Latar Belakang Kesepakatan Tomat

AS dan Meksiko pertama kali menandatangani kesepakatan pada 1996 guna mengatur ekspor tomat dan mengatasi keluhan soal persaingan tidak sehat.

Terakhir kali kesepakatan ini diperbarui pada 2019, guna menghindari penyelidikan dumping dan meredakan sengketa tarif.

Perjanjian tersebut menetapkan harga minimum dan inspeksi di perbatasan AS. Namun, kelompok petani AS, khususnya dari Florida, menyebut masih banyak celah yang dimanfaatkan untuk mendumping tomat Meksiko ke pasar domestik.

“Keputusan ini melindungi petani tomat Amerika dari praktik perdagangan tidak adil, serta menunjukkan komitmen Pemerintahan Trump dalam menciptakan pasar yang adil bagi sektor pertanian AS,” kata Robert Guenther dari Florida Tomato Exchange.

Selanjutnya: Harga Bitcoin Tembus US$ 120.000, Robert Kiyosaki Minta Investor Merenung, Mengapa?

Menarik Dibaca: Riset Prasasti: Belanja Negara Lemah, Pemulihan Ekonomi Belum Solid




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×