Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gedung Putih dilaporkan telah memberi tahu sejumlah lembaga federal bahwa pemerintah tidak akan mengizinkan Nvidia Corp. (NASDAQ: NVDA) menjual chip kecerdasan buatan (AI) versi terbaru yang telah disesuaikan untuk pasar China.
Laporan ini pertama kali diungkap oleh The Information pada Kamis (24/10), mengutip tiga sumber yang mengetahui langsung keputusan tersebut.
Menurut laporan itu, Nvidia telah mengirimkan sampel chip kepada beberapa pelanggan di China, namun larangan baru ini akan menghentikan rencana penjualan chip tersebut secara penuh.
Chip B30A Dilarang Masuk China
Chip terbaru yang dimaksud adalah Nvidia B30A, yang disebut mampu digunakan untuk melatih model bahasa besar (large language models/LLM) jika diatur secara efisien dalam kluster besar — kemampuan yang sangat dibutuhkan banyak perusahaan teknologi di China.
Namun, Gedung Putih menilai bahwa kemampuan chip tersebut masih terlalu kuat dan berpotensi melanggar pembatasan ekspor teknologi canggih AS ke China, terutama yang berkaitan dengan pengembangan AI dan militer.
Baca Juga: China Larang Penggunaan Chip AI Asing di Pusat Data yang Didanai Pemerintah
Seorang juru bicara Nvidia mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan tidak memiliki pangsa pasar di segmen komputasi pusat data (datacenter compute) China.
“Kami memiliki pangsa nol di pasar komputasi pusat data China yang sangat kompetitif, dan tidak memasukkannya dalam panduan keuangan kami,” ujar juru bicara Nvidia.
Pihak Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.
Nvidia Upayakan Revisi Desain Chip
Meski menghadapi larangan, Nvidia dilaporkan tengah mencoba memodifikasi desain chip B30A dengan harapan agar pemerintahan AS mempertimbangkan ulang kebijakan pembatasan tersebut, menurut dua karyawan perusahaan yang dikutip The Information.
Perusahaan berbasis di California itu memang telah menghadapi hambatan regulasi di pasar China sejak diberlakukannya serangkaian kontrol ekspor oleh AS terhadap teknologi AI dan semikonduktor tingkat lanjut.
Beijing Balas dengan Aturan Ketat untuk Chip Asing
Sebagai respons tidak langsung terhadap tekanan AS, pemerintah China baru-baru ini mengeluarkan pedoman baru untuk proyek pusat data (data center) yang menerima dana negara (state funding).
Menurut laporan Reuters, semua proyek baru kini wajib menggunakan chip buatan dalam negeri.
Baca Juga: Permintaan Chip AI Kuat, AMD Prediksi Pendapatan Kuartal IV Lampaui Ekspektasi
Sementara itu, pusat data yang masih kurang dari 30% selesai dibangun harus mencopot semua chip asing yang sudah terpasang atau membatalkan rencana pembeliannya. Untuk proyek yang sudah lebih maju, peninjauan akan dilakukan secara kasus per kasus.
Kebijakan tersebut praktis menutup peluang bagi Nvidia dan produsen chip asing lainnya untuk masuk ke segmen pasar pusat data berskala besar di China, termasuk model AI canggih yang meskipun masih beredar lewat jalur abu-abu (grey market).
Langkah ini menandai babak baru dalam perang teknologi AS–China, yang kini berfokus pada dominasi kecerdasan buatan dan rantai pasok semikonduktor.
Pembatasan terhadap Nvidia diperkirakan akan mempengaruhi pasokan chip global dan mempercepat upaya China dalam mengembangkan chip AI domestik sebagai alternatif.













