kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Donald Trump Kurangi Kehadiran AS di Global, Xi Jinping Ambil Kesempatan


Rabu, 16 Juli 2025 / 03:15 WIB
Donald Trump Kurangi Kehadiran AS di Global, Xi Jinping Ambil Kesempatan
ILUSTRASI. Tiongkok meningkatkan jangkauan diplomatiknya saat pemerintahan Presiden Donald Trump mengurangi kehadiran Amerika di panggung internasional. REUTERS/Florence Lo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tiongkok meningkatkan jangkauan diplomatiknya saat pemerintahan Presiden Donald Trump mengurangi kehadiran Amerika di panggung internasional. 

Hal tersebut diungkapkan oleh anggota Partai Demokrat dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Senin (14/7/2025).

Mengutip Reuters, laporan tersebut, hasil dari perjalanan dan penelitian staf selama berbulan-bulan, dirilis saat pemerintahan Trump melakukan pemangkasan besar-besaran pada Departemen Luar Negeri, termasuk mulai hari Jumat pekan lalu memecat lebih dari 1.350 pegawai yang berbasis di AS, bagian dari total pengurangan hampir 3.000 orang untuk tenaga kerja yang berbasis di AS.

Pemerintah juga telah memangkas miliaran dolar bantuan luar negeri, yang secara efektif menutup Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), yang mendanai sebagian besar bantuan kemanusiaan dan pembangunan AS di seluruh dunia. 

Hal ini menyebabkan pemecatan ribuan karyawan dan kontraktornya, serta pemangkasan lebih dari 80% programnya.

Para kritikus mengatakan pemangkasan tersebut akan melemahkan kemampuan Washington untuk membela dan mempromosikan kepentingan AS di luar negeri. 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menyatakan bahwa pemangkasan USAID dan pembubarannya dapat mengakibatkan lebih dari 14 juta kematian tambahan pada tahun 2030.

Baca Juga: Trump Tetap Patok Tarif 32%, Indonesia Patut Ikuti Langkah China Menjaring Mitra Baru

"Dalam beberapa hari setelah pemerintahan Trump menjabat dan mulai membatalkan komitmen kami di seluruh dunia, Tiongkok telah melabeli Amerika Serikat sebagai mitra yang tidak dapat diandalkan," ujar Senator Jeanne Shaheen, anggota komite utama Partai Demokrat, kepada wartawan dalam panggilan konferensi tentang laporan tersebut.

"Di saat kita mundur, mereka justru memperluas pengaruh mereka," ujarnya.

Pemerintahan Trump mengatakan perubahan yang dilakukannya membantu menyelaraskan kebijakan luar negeri dengan agenda "America First" Trump, dan merupakan bagian dari upaya untuk mempersempit birokrasi federal dan memangkas apa yang disebut pejabat Trump sebagai pemborosan.

Trump mengatakan AS membayar bantuan luar negeri secara tidak proporsional dan ia ingin negara lain menanggung lebih banyak beban.

Laporan setebal 91 halaman dari Partai Demokrat tersebut mencantumkan berbagai cara, mulai dari penyiaran hingga program kesehatan dan upaya pembangunan, yang menurut para peneliti komite, menjadi kesempatan bagi Tiongkok dalam memperluas pengaruhnya.

Baca Juga: AS Batasi Ekspor Chip AI ke Malaysia dan Thailand, Takut Diselundupkan ke China

Laporan tersebut mencantumkan lusinan kasus di mana para peneliti komite menemukan bahwa Tiongkok telah turun tangan ketika AS menghapus atau mengurangi program internasional, mulai dari pendanaan vaksin dan penyediaan pangan hingga pembangunan infrastruktur.

Misalnya, di Afrika, ketika AS menghentikan program bantuan pangan, Tiongkok pada bulan Maret menyumbangkan beras senilai US$ 2 juta ke Uganda. 

Pada bulan Mei, setelah AS menghentikan hibah HIV/AIDS senilai US$ 37 juta di Zambia, Tiongkok mengatakan akan membantu negara Afrika tersebut memerangi HIV/AIDS, termasuk dengan menyumbangkan 500.000 alat tes HIV cepat dan merencanakan lebih banyak pertemuan untuk membahas kelanjutan kemitraannya dalam isu ini.

Masih menurut laporan tersebut, di Asia Tenggara, Presiden Tiongkok Xi Jinping memulai tur untuk bertemu dengan para pemimpin di Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Perjalanan tersebut menghasilkan kesepakatan di Vietnam untuk koneksi kereta api, 37 perjanjian kerja sama di Kamboja di berbagai sektor, termasuk energi, pendidikan, dan infrastruktur, serta pertukaran teknis dan manufaktur di Malaysia.

Tonton: Trump: AS Akan Mulai Pembicaraan dengan China Terkait TikTok Pekan Depan

Dan di Amerika Latin, Tiongkok pada bulan Mei menjadi tuan rumah "Forum Tiongkok-Amerika Latin dan Karibia" dan mengumumkan akan menyediakan jalur kredit senilai US$ 9 miliar dan investasi infrastruktur tambahan untuk kawasan tersebut.

Selanjutnya: Kuota Formasi PKN STAN 2025 dan Syarat Daftarnya, Tidak Pakai UTBK Lagi




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×