kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.612   27,00   0,16%
  • IDX 8.136   -33,12   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -4,99   -0,45%
  • LQ45 780   -5,34   -0,68%
  • ISSI 288   0,35   0,12%
  • IDX30 409   -2,90   -0,70%
  • IDXHIDIV20 459   -4,12   -0,89%
  • IDX80 122   -0,62   -0,50%
  • IDXV30 132   -0,34   -0,25%
  • IDXQ30 128   -0,85   -0,66%

Bangkit Berkat China, Junta Myanmar Kini Punya Teman-teman Berpengaruh


Rabu, 08 Oktober 2025 / 10:03 WIB
Bangkit Berkat China, Junta Myanmar Kini Punya Teman-teman Berpengaruh
ILUSTRASI. Setelah sempat kehilangan banyak wilayah, junta militer Myanmar tampaknya mulai melakukan comeback secara perlahan. REUTERS/Ann Wang


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Setelah sempat kehilangan banyak wilayah, junta militer Myanmar tampaknya mulai melakukan comeback secara perlahan.

Pada 1 Oktober 2025 lalu, setelah lebih dari sebulan pertempuran, pasukan junta berhasil merebut kembali kota strategis Kyaukme dari kelompok pemberontak Ta’ang National Liberation Army (TNLA), yang sebelumnya merebut kota itu pada Juni 2024.

Kota Kyaukme terletak hanya beberapa jam dari bekas ibu kota Mandalay, di jalur transportasi utama menuju negara bagian Shan utara yang sebagian besar dikuasai oposisi, serta menuju perbatasan China.

Hubungan dengan China Menguat

Mengutip Foreign Policy, hubungan yang semakin erat dengan China membantu militer Myanmar untuk kembali bangkit.

Pada tahun 2023–2024, junta mengalami kekalahan besar dari Three Brotherhood Alliance, aliansi kelompok etnis bersenjata (EAO) yang termasuk TNLA di dalamnya.

China sebelumnya mendukung aliansi ini, namun sejak menengahi gencatan senjata pada Januari 2024, Beijing mulai menekan kedua pihak agar berhenti bertempur.

Baca Juga: Scamdemic Myanmar: China Vonis Mati 11 Anggota Mafia Penipuan Online

Kini China tampaknya menyimpulkan bahwa menjaga stabilitas Myanmar lebih penting, mungkin untuk menghindari krisis berkepanjangan seperti yang terjadi di Suriah.

Selain mendorong junta agar segera menggelar pemilu, China juga menjanjikan bantuan senilai US$ 3 miliar pada akhir 2024, menurut media pemerintah Myanmar.

China juga memasok senjata dan drone yang membantu pasukan junta merebut kembali sejumlah wilayah.

Pada April 2025, Beijing bahkan menekan Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA) — salah satu anggota aliansi tersebut — untuk mengembalikan kota besar Lashio ke tangan militer.

Dukungan Internasional Mulai Datang

Berkat dukungan China, junta juga mulai keluar dari isolasi diplomatiknya.

Pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, baru-baru ini menghadiri KTT Shanghai Cooperation Organisation di Tianjin, China.

Di sana ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Ia juga telah mengunjungi Thailand, Rusia, Belarus, dan Kazakhstan tahun ini.

Baca Juga: Myanmar Rogoh US$ 3 Juta per Tahun Demi Pulihkan Hubungan dengan Amerika Serikat

Rusia sejak lama menjadi mitra utama, terutama karena mendukung kudeta 2021 dan memasok senjata, terutama jet tempur.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×