Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, pertemuan dengan Modi menjadi sorotan besar.
India selama ini bersikap pragmatis terhadap Myanmar, berfokus pada keamanan di sepanjang perbatasan yang rawan konflik, di mana India sendiri menghadapi kelompok separatis.
Modi kemudian menyebut Myanmar sebagai “pilar penting dalam kebijakan regional India”, dan menjanjikan kerja sama di bidang energi, keamanan, dan mineral langka (rare earths).
Media Myanmar bahkan mengklaim bahwa India akan mengirim pengamat untuk pemilu Myanmar Desember ini, meskipun banyak pihak menilai pemilu tersebut hanya formalitas belaka.
ASEAN Kehilangan Kendali, Barat Coba Ikut Campur
Pendekatan ASEAN yang mencoba menekan junta lewat isolasi diplomatik kini tampak gagal. Namun, tidak semua anggota ASEAN tampak keberatan.
Thailand, misalnya, menjadi pusat aktivitas pengungsi dan kelompok oposisi Myanmar, sekaligus memberi junta akses mata uang asing melalui perusahaan BUMN Thailand yang masih beroperasi di ladang gas Myanmar.
Sementara itu, Amerika Serikat mulai menunjukkan minat baru terhadap Myanmar, terutama karena kekayaan mineral langka (rare earths) di sana.
Tonton: Mayoritas Negara ASEAN Kena Tarif Trump 19%, Hanya Laos dan Myanmar Digetok Tarif 40%
Menurut Reuters, Wakil Presiden AS J.D. Vance bahkan mendiskusikan kemungkinan bekerja sama dengan Kachin Independence Army (KIA) untuk menyalurkan rare earths melalui India.
Beberapa pihak di pemerintahan AS disebut juga mempertimbangkan menjadi penengah perdamaian antara KIA dan junta sebagai bagian dari upaya membuka kembali hubungan diplomatik dengan Myanmar.