Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Ekonom, profesor emeritus di Sekolah Bisnis Stern Universitas New York, sekaligus CEO Roubini Macro Associates, Nouriel Roubini, kembali mengeluarkan prediksi pesimistisnya tentang perekonomian global. Tak heran, dia mendapatkan julukan “Dr. Doom” alias Bapak Kiamat atas pernyataannya itu.
Melansir Fortune, pada Minggu (18/12/2022), Roubini sekali lagi memperingatkan bahwa ekonomi global sedang menuju bencana.
“Saya pikir dunia benar-benar sedang mengalami kecelakaan kereta api yang bergerak lambat,” katanya kepada Financial Times seperti yang dilansir Fortune.
Dia menambahkan, “Ada ancaman baru yang besar yang belum pernah ada sebelumnya, dan mereka terus bertambah dan kita hanya melakukan sedikit hal.”
Roubini telah membunyikan alarm tentang krisis ekonomi yang akan datang selama lebih dari setahun sekarang.
Dalam buku barunya, MegaThreats: 10 Dangerous Trends That Imperil Our Future, and How to Survive Them, dia menguraikan bagaimana tantangan seperti perubahan iklim, persaingan antara negara adidaya ekonomi, dan utang global yang meningkat semuanya digabungkan untuk menciptakan skenario mimpi buruk bagi dunia.
Baca Juga: Ramalan Nouriel Roubini: Perang Dunia 3 Dimulai di Ukraina, Selanjutnya AS-China
Roubini bahkan memberi tahu Fortune pada bulan November bahwa "varian lain dari Depresi Hebat" mungkin terjadi jika pembuat kebijakan tidak bertindak untuk menghentikan "Ancaman Besar" ini.
“Mungkin ada krisis keuangan yang parah dan krisis utang,” dia memperingatkan.
Dan meskipun AS berada di tempat yang lebih baik daripada banyak negara, menurut Roubini, warga Amerika juga dapat mengalami resesi.
“Ini tidak akan menjadi resesi yang pendek dan dangkal, ini akan menjadi dalam dan berlarut-larut,” katanya pada hari Minggu.
Krisis utang dan Perang Dunia III?
Roubini juga menguraikan dua ancaman utama terhadap AS dan ekonomi global dalam wawancaranya dengan Financial Times akhir pekan lalu.
Pertama, dia memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan antara AS dan China dapat menyebabkan lebih banyak perang dagang dan deglobalisasi, memperburuk inflasi global.
The Financial Times melaporkan bahwa ekonom tersebut bahkan mengatakan bahwa dia yakin Perang Dunia III dimulai pada bulan Oktober ketika AS memblokir penjualan semikonduktor penting—juga dikenal sebagai chip—ke China.
Baca Juga: Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang