Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sebagai wakil presiden, Harris sebagian besar bersekutu dengan Biden dalam mendukung perang Israel di Gaza setelah serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Namun, dia kadang-kadang lebih kritis terhadap taktik militer Israel dibandingkan presidennya.
Dia secara terbuka mengkritik Israel pada bulan Maret, dengan menyatakan bahwa Israel tidak berbuat banyak untuk meringankan “bencana kemanusiaan” yang terjadi selama serangan darat di wilayah kantong Palestina.
Dia juga tidak menampik kemungkinan adanya “konsekuensi” bagi Israel jika mereka terus melakukan invasi besar-besaran ke wilayah Rafah yang dipenuhi pengungsi di Gaza.
Harris juga menyerukan gencatan senjata segera di Gaza pada bulan Maret sebelum Biden melakukannya.
Sebagai perbandingan, meskipun Trump juga merupakan pendukung kuat Israel, ia telah berjanji untuk mengakhiri perang di Ukraina dan Gaza serta membebaskan “sandera” AS.
“Kami ingin sandera kami kembali, dan mereka sebaiknya kembali sebelum saya menjabat, atau Anda akan membayar harga yang sangat mahal,” katanya pada Konvensi Nasional Partai Republik tahun 2024, yang ditujukan kepada kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza.
Selama debat presiden AS yang pertama, Trump mengkritik Biden dengan menyebutnya sebagai “orang Palestina yang buruk” dan menuduhnya menghalangi Israel untuk “menyelesaikan tugasnya.”
Hal lain yang menunjukkan sikapnya yang pro-Israel adalah ketika Trump secara sepihak memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem ketika ia menjadi presiden pada tahun 2017.
Baca Juga: Biden Mundur dari Bursa Capres AS, Trump: Kamala Harris akan Lebih Mudah Dikalahkan
3. China
Melansir Yahoo News yang mengutip GMA, empat dari 17 perjalanan Harris ke luar negeri sebagai wakil presiden adalah ke Asia Timur. Dan dia telah mengunjungi tujuh negara di kawasan tersebut serta DMZ antara Korea Utara dan Selatan saat menjabat.
Selama kunjungannya ini, ia menekankan untuk mengekang pengaruh China di kawasan dan berupaya mendorong Indo-Pasifik yang aman dan terjamin.
Harris telah mewakili AS dalam pertemuan ASEAN dan APEC, dua organisasi multinasional paling penting di kawasan ini dan bertemu dengan puluhan pemimpin Asia, termasuk kepala kelima sekutu perjanjian AS di kawasan (Jepang, Korea Selatan, Filipina, Australia dan Thailand).
Harris juga telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan bertemu sebentar dengan Perdana Menteri China Li Qiang pada bulan September di Jakarta.
Sebagai wakil presiden, Harris mengkritik tindakan China di Laut China Selatan dan menuduh negara tersebut melakukan penindasan.
Ia juga mengatakan meskipun AS tidak ingin memicu konflik dengan China, namun AS benar-benar siap dan terlibat dalam apa yang diperlukan untuk bersaing.