Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Sebuah pulau terpencil di Australia yang dekat dengan titik sempit Samudra Hindia untuk pengiriman minyak China masuk dalam daftar kemungkinan lokasi pembangunan militer AS.
Pembangunan lokasi ini bertujuan untuk menghalangi China.
Kepulauan Cocos milik Australia tercantum bersama dengan Filipina, Timor Leste, dan Papua Nugini untuk proyek pembangunan yang diantisipasi di bawah Prakarsa Penangkalan Pasifik. Proyek ini dirancang untuk meningkatkan postur dan infrastruktur pasukan AS dalam melawan China.
Kepulauan Cocos, dengan populasi 600 jiwa, terletak 3.000 km (1.864 mil) di sebelah barat daratan Australia.
Angkatan Pertahanan Australia menggambarkan wilayah ini sebagai kunci operasi pengawasan maritimnya di Samudra Hindia, tempat China meningkatkan aktivitas kapal selam.
Tender pembangunan Angkatan Laut AS yang diterbitkan pada bulan Juni untuk berbagai infrastruktur pangkalan di Indo Pasifik mencantumkan Kepulauan Cocos sebagai lokasi proyek yang memungkinkan.
Baca Juga: Saingi Starlink Space X, China Luncurkan Satelit Pertama untuk Konstelasi Raksasa
Ini menjadi sebuah indikasi bahwa militer AS juga tengah berupaya mengakses wilayah Samudra Hindia.
"Proyek-proyek ini mungkin atau mungkin tidak mendukung Pasukan Rotasi Marinir Darwin," kata juru bicara NAVFAC Pacific, divisi teknik Armada Pasifik Angkatan Laut AS, dalam tanggapan melalui email kepada Reuters.
Sekitar 2.000 Marinir AS ditampung di kota Darwin di Australia utara selama enam bulan dalam setahun.
Tidak ada tanggapan langsung dari kementerian luar negeri China ketika dimintai komentar tentang daftar tender Angkatan Laut AS dan Kepulauan Cocos sebagai proyek yang memungkinkan.
Kepulauan Cocos lebih dekat ke Selat Malaka, titik sempit untuk setengah dari pengiriman minyak China.
Darshana Baruah, direktur keamanan dan geopolitik untuk Institut Australia India, mengatakan dalam sidang Kongres AS tahun lalu bahwa Kepulauan Cocos akan menjadi "geografi kritis" bagi AS untuk menekan China agar tidak melakukan serangan terhadap Taiwan.
"Cocos jauh lebih dekat dengan medan perang tempat Washington mengantisipasi skenario konflik," katanya kepada Reuters.
Baca Juga: Perdana Menteri Bangladesh Kabur ke India, Merasa Tak Dihargai Rakyatnya
"Lokasi strategis Kepulauan Cocos, dekat dengan Selat Malaka serta pendekatan utara Australia, memberinya keuntungan geostrategis yang sangat besar," tambahnya.
Australia mengatakan akan memulai pembangunan lapangan terbang yang diperluas di pulau itu tahun ini, untuk mengangkut pesawat militer yang lebih berat, termasuk pesawat pemburu kapal selam P-8A Poseidon.
"Saat ini tidak ada investasi AS di Pulau Cocos (Keeling)," kata juru bicara Angkatan Pertahanan Australia dalam sebuah pernyataan.
"Australia dan AS bekerja sama erat untuk memajukan kerja sama postur pasukan kami di berbagai lokasi di Australia," pernyataan itu menambahkan.
Militer AS sedang membangun landasan pacu dan fasilitas pembom di dua pangkalan udara utama di Australia utara.
Baca Juga: BMKG: Operasi Modifikasi Cuaca Berhasil Halau Hujan di IKN Hingga 97%
AS mengatakan pangkalan udara Diego Garcia memainkan peran penting bagi keamanan regional, dan Inggris dan Mauritius harus menentukan masa depannya setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan pada tahun 2019 bahwa pangkalan itu harus dikembalikan ke Mauritius.