Sumber: BBC | Editor: Yudho Winarto
Pasalnya, menurut catatan Le Figaro, Johnson beberapa kali mengubah sikapnya soal pernikahan sesama jenis dan bergabungnya Turki ke Uni Eropa.
Majalah tersebut menilai Johnson adalah “politikus kontroversial” yang karena sikapnya mendukung Brexit menyebabkan kubu ‘Pergi’ memenangi referendum dengan 52%.
Di Rusia, situs berita ria.ru menyatakan Johnson “adalah salah satu politikus paling eksentrik di Inggris” dan dia “paham bagaimana cara membuat keejutan”.
Lebih jauh, kepala komite luar negeri di parlemen Rusia, Aleksey Pushkov, dalam salah satu cuitan di Twitter menyebut menteri luar negeri Inggris terdahulu, Philip Hammond, punya sikap anti-Rusia yang diharapkan tidak menular ke Johnson.
Komentar tersingkat diutarakan mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt. Dalam salah satu cuitannya, Bildt berharap penunjukan Johnson sebagai menteri luar negeri Inggris hanyalah sebuah lelucon