Sumber: CoinDesk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan Bitcoin (BTC) milik Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan, mengalami penurunan sebesar US$355 juta selama Januari 2025. Sementara itu, saldo bersih pelanggan justru meningkat lebih dari US$4 miliar, membuat kedua angka ini semakin mendekati satu sama lain.
Menurut data terbaru tentang cadangan bursa, Binance mengawali tahun dengan memegang 622.192 BTC di kustodian pihak ketiga dan saldo bursa. Namun, pada 1 Februari, jumlah tersebut berkurang menjadi 618.563 BTC.
Di sisi lain, saldo bersih pelanggan meningkat dari 575.296 BTC menjadi 615.816 BTC, yang menyebabkan tingkat kolateralisasi Binance turun dari 108% menjadi 100%.
Penurunan juga terjadi pada saldo stablecoin Tether (USDT), yang berkurang sekitar US$25 juta, sementara saldo pelanggan justru bertambah US$2,6 miliar.
Baca Juga: Negara Ini Geger! Baru Saja Luncurkan Koin Meme Nasional, Kini Nilainya Anjlok 80%
Mengapa Cadangan Binance Menurun?
Motif di balik perubahan cadangan Binance ini belum sepenuhnya jelas. Pihak Binance sendiri belum memberikan komentar resmi terkait pergeseran dana ini.
Namun, ada beberapa kemungkinan penyebabnya:
-
Realokasi Dana untuk Investasi
Binance mungkin mengalihkan sebagian cadangan untuk investasi dengan tujuan memperoleh imbal hasil ketimbang mempertahankan over-collateralization (kolateralisasi berlebih). -
Penyesuaian Strategi Manajemen Likuiditas
Penurunan cadangan bisa menjadi bagian dari strategi manajemen likuiditas untuk mengoptimalkan penggunaan modal tanpa mengorbankan keamanan dana pengguna. -
Peningkatan Kepercayaan Pengguna
Dengan saldo pelanggan yang meningkat tajam, ada indikasi bahwa lebih banyak pengguna menyimpan aset mereka di Binance, sehingga tingkat kolateralisasi secara alami menurun ke 1:1 karena lebih banyak saldo pelanggan yang dicatat dalam sistem.
Binance Tetap dalam Posisi Keuangan yang Sehat
Meskipun terjadi perubahan dalam struktur cadangan, kesehatan keuangan Binance masih terjaga dengan baik. Bursa ini masih memegang total US$160 miliar dalam bentuk 34 aset kripto, dengan semua saldo pelanggan tetap tercakup dengan rasio 1:1 atau lebih.
Langkah Binance untuk mempublikasikan proof of reserves (bukti cadangan) merupakan bagian dari transparansi yang mulai diterapkan oleh bursa-bursa kripto setelah runtuhnya FTX pada November 2022.
Baca Juga: Trump akan Umumkan Tarif Balasan terhadap Banyak Negara Pekan Depan
Kasus FTX terjadi akibat neraca keuangan yang lemah, di mana sebagian besar aset yang dicatat sebagai cadangan adalah altcoin dengan likuiditas rendah. Hal ini akhirnya memicu kepanikan massal (bank run), yang membuat FTX tidak dapat memenuhi permintaan penarikan dana pelanggan dan akhirnya bangkrut.
Dampak pada Pasar Bitcoin
Setelah runtuhnya FTX, pasar kripto mengalami guncangan besar, dengan harga Bitcoin jatuh ke US$16.463, titik terendah dalam siklusnya. Namun, sejak saat itu, harga Bitcoin terus mengalami pemulihan signifikan dan saat ini diperdagangkan di kisaran US$97.373.
Meskipun perubahan cadangan Binance dapat menimbulkan pertanyaan bagi sebagian investor, tidak ada indikasi langsung bahwa situasi ini menimbulkan risiko besar bagi pasar. Binance tetap memegang rasio cadangan yang sehat, dan lonjakan harga Bitcoin menunjukkan bahwa sentimen pasar secara keseluruhan masih positif.