Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China bakal mendongkrak impor barang-barang tertentu, termasuk produk pertanian, barang konsumsi, dan komponen, sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan perdagangan luar negeri.
Laporan stasiun televisi pemerintah CCTV menyebutkan, Dewan Negara China juga memutuskan untuk memperbaiki kebijakan diskon pajak, serta transaksi keuangan dan asuransi. Juga, mempermudah pembatasan untuk transaksi rekening modal.
"China akan mengambil langkah-langkah untuk mendukung perdagangan dan investasi asing," sebut CCTV mengutip hasil rapat Dewan Negara, Rabu (23/10), seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Redam ketegangan dagang, China bebaskan tarif impor kedelai AS sebanyak 10 juta ton
China akan mengizinkan beberapa perusahaan asing untuk melakukan investasi saham domestik dengan menggunakan modal mereka. Dan, memungkinkan beberapa bank untuk melakukan transfer kredit bermasalah lintas-batas di bawah skema percontohan.
Dewan Negara juga menegaskan, China akan menjaga mata uang yuan yang pada dasarnya stabil dan mempertahankan cadangan devisa dengan nilai yang masuk akal.
Menstabilkan perdagangan dan investasi asing adalah bagian dari kebijakan Beijing untuk mendukung perlambatan ekonomi yang terpukul perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Tahun ini, China masih dalam jalur mendongkrak impor batubara lebih dari 10%
Tahun ini, pertumbuhan ekonomi China bakal melambat ke level terendah dalam 30 tahun terakhir, yakni sebesar 6,2%. Dan, lebih lesu lagi di tahun depan menjadi 5,9%, mengacu jajak pendapat Reuters, sekalipun Beijing meningkatkan stimulus kebijakan.
Di hari yang sama, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan, kerjasama antara Tiongkok dan AS bisa menciptakan keuntungan bersama. Sebab, negosiasi antara dua ekonomi terbesar di dunia ini mengenai perdagangan terus berlarut-larut.
"Saya percaya kerjasama antara China dan AS bisa menciptakan keuntungan bersama. Atas dasar kesetaraan dan saling menghormati, kita bisa menangkap peluang, fokus pada kepentingan bersama kita," kata Li dalam pertemuan dengan mantan Menteri Keuangan AS Henry Paulson, seperti dikutip Reuters.