Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sebuah kelompok peretas Taiwan yang disebut Anonymous 64 telah melakukan serangan siber terhadap target-target di daratan China, Hong Kong, dan Makau.
Hal tersebut diungkapkan oleh kementerian keamanan nasional China pada Senin (23/9/2024).
Terkait hal tersebut, pemerintah China mendesak warganet untuk melaporkan kasus-kasus "sabotase antipropaganda."
Melansir Reuters, sejak awal tahun ini, Anonymous 64 - yang menurut kementerian merupakan bagian dari sayap perang siber Taiwan - telah berupaya mengunggah dan menyiarkan konten yang merendahkan sistem politik dan kebijakan-kebijakan utama daratan, di situs-situs web, layar-layar luar ruangan, dan stasiun-stasiun TV jaringan.
Di sisi lain, Taiwan sering menuduh kelompok-kelompok China berusaha menyebarkan disinformasi daring atau melakukan serangan siber di seluruh pulau yang diperintah secara demokratis itu.
China mengklaim kedaulatan atas Taiwan dan telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Taiwan selama lima tahun terakhir untuk menegaskan klaimnya.
Akun X milik kelompok peretas itu mengatakan bahwa akun itu dibuat pada Juni 2023 dan menunjukkan tangkapan layar upaya untuk menyiarkan video yang menyamakan Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan seorang kaisar, menandai ulang tahun kedua protes terhadap pembatasan ketat COVID di Beijing dan memperingati demonstrasi Lapangan Tiananmen 1989.
Baca Juga: Gara-Gara Masalah Ini, China Bekukan Aset 9 Perusahaan AS
Salah satu video adalah pidato dari seorang anggota Anonymous 64 yang mengenakan topeng Guy Fawkes milik kelompok peretas Anonymous dengan gaya novel grafis dan film V for Vendetta.
Baik situs X maupun posting blog dari kementerian keamanan nasional China tidak mengatakan apakah Anonymous 64 memiliki afiliasi dengan kelompok peretas internasional itu.
Dewan Urusan Daratan Taiwan tidak segera memberikan komentar.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi di mana kelompok itu bermarkas atau apakah mereka benar-benar telah melakukan serangan peretasan yang dituduhkan kepada mereka.
Dalam postingan blog yang dipublikasikan di akun WeChat resminya, platform media sosial paling populer di China, Kementerian Keamanan Nasional mengatakan bahwa penyelidikannya terhadap kelompok tersebut telah menemukan banyak situs web yang diklaim diakses oleh Anonymous 64 adalah palsu atau tidak memiliki banyak lalu lintas.
Dijelaskan pula bahwa unggahan yang menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah menyusup ke sejumlah situs web universitas dan media telah diedit.
Baca Juga: Ledakan Pager Mematikan di Lebanon Bikin Taiwan Ikut Terseret ke Politik Timur Tengah
Kementerian Keamanan menerbitkan tangkapan layar akun X kelompok tersebut dengan teks yang sudah disunting. Kementerian tersebut juga mengatakan telah membuka kasus terhadap tiga anggota sayap perang siber Taiwan.
"Kami menganjurkan agar warganet tidak mempercayai atau menyebarkan rumor dan harus segera melaporkan serangan siber atau kasus aktivitas antipropaganda kepada otoritas keamanan nasional," kata posting blog tersebut.