kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

China Gelar Latihan Perang Hukuman di Sekitar Taiwan, Apa Itu?


Jumat, 24 Mei 2024 / 08:35 WIB
China Gelar Latihan Perang Hukuman di Sekitar Taiwan, Apa Itu?
ILUSTRASI. Pada Kamis (23/5/2024), China melancarkan latihan perang penghukuman di sekitar Taiwan. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING/TAIPEI. Pada Kamis (23/5/2024), China melancarkan latihan perang "penghukuman" di sekitar Taiwan. 

Latihan ini dilakukan China sebagai tanggapan terhadap "tindakan separatis" Taiwan. Yakni dengan  mengirimkan pesawat tempur bersenjata lengkap dan melancarkan serangan tiruan. Pada saat yang bersamaan, media pemerintah mengecam Presiden Taiwan yang baru dilantik Lai Ching-te.

Melansir Reuters, latihan di Selat Taiwan dan sekitar gugusan pulau yang dikuasai Taiwan di samping pantai China dilakukan hanya tiga hari setelah Lai menjabat.

China, yang memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sebagai wilayahnya sendiri dan mengecam Lai sebagai “separatis”, mengecam pidato pelantikannya pada hari Senin. Pada Waktu itu, Lai mendesak Beijing untuk menghentikan ancamannya dan mengatakan kedua sisi selat itu tidak tunduk satu sama lain lainnya.

Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut Lai "memalukan".

Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, tetapi ditolak. Dia mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka, dan menolak klaim kedaulatan Beijing.

Baca Juga: Taiwan Kerahkan Jet Tempur dan Rudal untuk Sambut Latihan Militer China

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan pihaknya telah memulai latihan militer gabungan, yang melibatkan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan kekuatan roket, di wilayah sekitar Taiwan pada pukul 7:45 pagi (2345 GMT).

Menurut komando tersebut dalam pernyataan resminya, latihan tersebut diadakan di Selat Taiwan, utara, selatan dan timur Taiwan, serta daerah di sekitar pulau Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin yang dikuasai Taiwan. Ini merupakan latihan pertama China di wilayah sekitar pulau-pulau tersebut.

Media pemerintah mengatakan China mengirimkan puluhan jet tempur yang membawa rudal aktif, dan melakukan serangan tiruan, bersama dengan kapal perang, terhadap sasaran militer bernilai tinggi.

Baca Juga: Taiwan Kerahkan Jet Tempur dan Rudal untuk Sambut Latihan Militer China

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 15 kapal angkatan laut China, 16 penjaga pantai dan 33 pesawat terlibat. Namun tidak ada latihan tembakan langsung yang diadakan di wilayah mana pun yang dekat dengan Taiwan.

Latihan yang diberi nama “Joint Sword – 2024A” ini akan dilaksanakan selama dua hari. Namun, tidak seperti latihan “Joint Sword” serupa pada bulan April tahun lalu, latihan ini diberi label “A”, yang membuka pintu bagi kemungkinan tindak lanjut.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya telah mengirim pasukan ke daerah-daerah di sekitar pulau itu, dengan pertahanan udara dan pasukan rudal berbasis darat melacak sasaran. Dikatakan mereka yakin bisa melindungi wilayahnya.

“Peluncuran latihan militer pada kesempatan ini tidak hanya tidak berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan, tetapi juga menyoroti mentalitas militeristik (China),” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Tanggapan Amerika

Departemen Luar Negeri dan Pertahanan AS mengeluarkan pernyataan serupa yang mendesak Beijing untuk bertindak dengan menahan diri dan mengatakan bahwa mereka tidak boleh menggunakan transisi politik Taiwan sebagai dalih atau alasan untuk melakukan tindakan yang provokatif atau koersif.

“Tindakan (China) berisiko meningkatkan eskalasi dan mengikis norma-norma lama yang telah menjaga perdamaian dan stabilitas regional selama beberapa dekade,” kata mereka.

Para analis, diplomat regional, dan pejabat senior Taiwan mencatat bahwa sejauh ini operasi di sekitar Taiwan lebih kecil dibandingkan operasi yang dilakukan China sebagai aksi protes kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Agustus 2022 lalu ke Taipei. 



TERBARU

[X]
×