Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Video tersebut dirilis pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menanggapi pernyataan Takaichi, menjadikannya pejabat paling senior di China yang ikut masuk ke perdebatan ini.
Ia menyebut komentar Takaichi sebagai “garis merah yang tidak seharusnya disentuh.” Wang menambahkan:
“China harus membalas tegas—bukan hanya demi mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah kami, tetapi juga demi menjaga pencapaian pascaperang yang diperoleh dengan darah dan pengorbanan.”
Video propaganda itu diberi subtitle bahasa Inggris dan disebarkan melalui media pemerintah berbahasa Inggris, menandakan bahwa pesan tersebut memang ditujukan ke dunia internasional—bukan hanya konsumsi domestik.
Sesuai gaya khas propaganda PLA, video itu lebih mirip trailer film aksi Hollywood daripada penjelasan kemampuan militer. Cuplikan peluncuran rudal bercampur dengan rekaman parade militer besar September lalu, semuanya dibalut lagu militer berjudul “Jika perang pecah hari ini.” Lagu itu pernah digunakan sebelumnya dalam materi propaganda Pasukan Roket.
Tonton: Lawan China! Strategi Mineral UK
China memang kerap merilis video propaganda semacam ini ketika ingin mengirim pesan tertentu.
Saat mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada 2022, PLA juga merilis video serupa sehari sebelum kedatangannya. Setelah Pelosi mendarat, sebagai pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun, China merespons dengan kecaman keras dan meningkatkan latihan militer mengelilingi Taiwan.
Kesimpulan
Artikel ini menggambarkan eskalasi terbaru dalam hubungan China–Jepang setelah Tokyo menyatakan kemungkinan terlibat jika Taiwan diserang. Respons Beijing terlihat agresif—mulai dari ancaman militer, propaganda publik, hingga tekanan diplomatik dan ekonomi. Jepang tetap pada posisi awal, menegaskan bahwa langkah pertahanan terus berjalan. Dengan video militer yang sengaja ditujukan ke publik global, pesan China tampak jelas: mereka ingin dunia tahu bahwa isu Taiwan bukan sekadar batas diplomasi, melainkan garis perang.













