kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.680   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.509   -60,90   -0,71%
  • KOMPAS100 1.178   -9,62   -0,81%
  • LQ45 856   -7,58   -0,88%
  • ISSI 299   -0,74   -0,25%
  • IDX30 442   -5,14   -1,15%
  • IDXHIDIV20 512   -6,35   -1,22%
  • IDX80 132   -1,18   -0,88%
  • IDXV30 136   -0,64   -0,47%
  • IDXQ30 141   -1,60   -1,12%

China Kirim Pesan Keras ke Jepang: “Kami Siap Perang”


Selasa, 25 November 2025 / 12:00 WIB
China Kirim Pesan Keras ke Jepang: “Kami Siap Perang”
ILUSTRASI. Situasi regional Kembali panas setelah militer China merilis video propaganda bernada ancaman. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Situasi regional Kembali panas setelah militer China merilis video propaganda bernada ancaman. Yakni dengan menyatakan bahwa mereka siap menghadapi perang kapan saja. Video tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Jepang.

Telegraph melaporkan, video itu berjudul “Jika perang pecah hari ini, inilah jawabanku.” Materi tersebut dibuat oleh Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat—unit militer yang mengendalikan seluruh misil di China. Tayangan itu menampilkan cuplikan dramatis jet tempur, kapal perang, dan peluncuran rudal.

Video tersebut dirilis hanya dua minggu setelah Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menyatakan bahwa serangan militer China terhadap Taiwan dapat memicu respons militer Jepang.

Tak lama setelah pernyataan itu, seorang diplomat China menyiratkan bahwa Takaichi pantas dipenggal. Pernyataan tersebut memicu krisis diplomatik terburuk antara kedua negara dalam lebih dari satu dekade.

China berulang kali menuntut Takaichi menarik ucapannya, namun ia tetap bertahan. Takaichi, yang kerap menyebut Margaret Thatcher sebagai panutannya, menolak mundur satu langkah pun.

Minggu lalu, Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, menegaskan bahwa Jepang tetap melanjutkan rencana menempatkan rudal di Pulau Yonaguni untuk “mengurangi kemungkinan serangan bersenjata.”

Baca Juga: Taiwan, China, dan Sejarah Pasca Perang Dunia II: Kronologi Singkat

Yonaguni adalah titik terdekat Jepang dengan Taiwan, hanya sekitar 108 kilometer. Menurut laporan Kyodo News, Jepang berencana menempatkan unit bersenjata rudal permukaan-ke-udara Type-03, yang bisa menjatuhkan pesawat maupun rudal balistik.

China menuduh langkah tersebut sebagai upaya menciptakan ketegangan di kawasan dan memprovokasi konfrontasi militer.

Selain ancaman militer, Beijing juga membatalkan penerbangan antarnegara, mengeluarkan larangan wisata, dan memanggil duta besar Jepang. Namun sejauh ini, tidak ada tanda-tanda Jepang akan mundur.

“Kelompok sayap kanan di Jepang sedang menyeret Jepang dan kawasan menuju bencana,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.

Walaupun video itu tidak menyebut Jepang secara langsung, isinya secara luas dianggap sebagai pesan intimidasi.

Baca Juga: Trump dan Xi Gelar Pembicaraan Telepon, Sepakati Pertemuan Timbal Balik pada 2026

Video tersebut dirilis pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menanggapi pernyataan Takaichi, menjadikannya pejabat paling senior di China yang ikut masuk ke perdebatan ini.

Ia menyebut komentar Takaichi sebagai “garis merah yang tidak seharusnya disentuh.” Wang menambahkan:

“China harus membalas tegas—bukan hanya demi mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah kami, tetapi juga demi menjaga pencapaian pascaperang yang diperoleh dengan darah dan pengorbanan.”

Video propaganda itu diberi subtitle bahasa Inggris dan disebarkan melalui media pemerintah berbahasa Inggris, menandakan bahwa pesan tersebut memang ditujukan ke dunia internasional—bukan hanya konsumsi domestik.

Sesuai gaya khas propaganda PLA, video itu lebih mirip trailer film aksi Hollywood daripada penjelasan kemampuan militer. Cuplikan peluncuran rudal bercampur dengan rekaman parade militer besar September lalu, semuanya dibalut lagu militer berjudul “Jika perang pecah hari ini.” Lagu itu pernah digunakan sebelumnya dalam materi propaganda Pasukan Roket.

Tonton: Lawan China! Strategi Mineral UK

China memang kerap merilis video propaganda semacam ini ketika ingin mengirim pesan tertentu.

Saat mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada 2022, PLA juga merilis video serupa sehari sebelum kedatangannya. Setelah Pelosi mendarat, sebagai pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun, China merespons dengan kecaman keras dan meningkatkan latihan militer mengelilingi Taiwan.

Kesimpulan

Artikel ini menggambarkan eskalasi terbaru dalam hubungan China–Jepang setelah Tokyo menyatakan kemungkinan terlibat jika Taiwan diserang. Respons Beijing terlihat agresif—mulai dari ancaman militer, propaganda publik, hingga tekanan diplomatik dan ekonomi. Jepang tetap pada posisi awal, menegaskan bahwa langkah pertahanan terus berjalan. Dengan video militer yang sengaja ditujukan ke publik global, pesan China tampak jelas: mereka ingin dunia tahu bahwa isu Taiwan bukan sekadar batas diplomasi, melainkan garis perang.

Selanjutnya: Datong Jaya Gandeng ITB dan Tsinghua Kembangkan Teknologi Pembangkit Multifuel

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Naik Ditopang Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×