kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

China Sebut Tarif AS sebagai Aksi Pembulian, Ini Ajakan Tiongkok ke Negara Lain


Rabu, 09 April 2025 / 03:10 WIB
China Sebut Tarif AS sebagai Aksi Pembulian, Ini Ajakan Tiongkok ke Negara Lain
ILUSTRASI. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada hari Senin (7/4/2025) menegaskan, ancaman dan tekanan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi China. REUTERS/Florence Lo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada hari Senin (7/4/2025) menegaskan, ancaman dan tekanan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi China.

Sebelumnya, Lin Jian menggambarkan tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump sebagai aksi pembulian.

"Tarif tersebut adalah unilateralisme dan proteksionisme yang khas, dan pembulian ekonomi," kata Lin Jian dalam konferensi pers rutin seperti yang dikutip Reuters

Ia mengatakan bahwa tarif AS atas nama timbal balik hanya melayani kepentingannya sendiri dengan mengorbankan negara lain.

Minggu lalu, Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 34% untuk barang-barang China sebagai bagian dari pungutan tinggi yang dikenakan pada sebagian besar mitra dagang AS, sehingga total bea masuk terhadap China tahun ini menjadi 54%. Tiongkok membalas dengan serangkaian tindakan balasan.

Agen bea cukai AS telah memungut tarif sepihak Trump sebesar 10% atas semua impor dari banyak negara sejak Sabtu.

Baca Juga: Trump Ancam Tambah Tarif 50% Lagi Atas China, Jika Tiongkok Tak Cabut Tarif Balasan

"Penyalahgunaan tarif oleh Amerika Serikat sama saja dengan merampas hak pembangunan negara-negara, terutama di belahan bumi selatan," kata Lin, seraya menyebutkan kesenjangan yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin di setiap negara, dan negara-negara kurang berkembang yang menderita dampak yang lebih besar.

"Semua negara harus menjunjung tinggi konsultasi, pembangunan dan pembagian bersama, dan multilateralisme sejati," katanya.

Menurut dokumen Organisasi Perdagangan Dunia, Tiongkok akan menaikkan tarif timbal balik AS sebagai "perhatian perdagangan baru" pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia pada 9 April.

Ini merupakan sebuah aksi yang dilihat oleh sumber-sumber perdagangan sebagai langkah menuju pembangunan koalisi yang lebih luas untuk menentang tarif Trump. 

Tiongkok telah mengajukan keluhan resmi kepada pengawas yang berkantor pusat di Jenewa tersebut.

Tonton: Taiwan Incar Tarif Nol dengan AS, Janjikan Lebih Banyak Investasi

Lin juga mendesak negara-negara lain untuk bersama-sama menentang segala bentuk unilateralisme dan proteksionisme, dan menjaga sistem internasional dan sistem perdagangan multilateral sesuai dengan nilai-nilai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Selanjutnya: Trump Ancam Tambah Tarif 50% Lagi Atas China, Jika Tiongkok Tak Cabut Tarif Balasan



TERBARU

[X]
×