kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.304   16,00   0,10%
  • IDX 6.626   94,63   1,45%
  • KOMPAS100 968   15,19   1,59%
  • LQ45 759   11,44   1,53%
  • ISSI 204   2,49   1,24%
  • IDX30 395   5,89   1,51%
  • IDXHIDIV20 478   9,68   2,07%
  • IDX80 110   1,60   1,48%
  • IDXV30 113   2,11   1,91%
  • IDXQ30 130   2,06   1,61%

China Siapkan Kebijakan Baru Atasi Penuaan Populasi dan Turunnya Angka Kelahiran


Kamis, 06 Maret 2025 / 00:32 WIB
China Siapkan Kebijakan Baru Atasi Penuaan Populasi dan Turunnya Angka Kelahiran
ILUSTRASI. A man waves the Chinese national flag as an amateur choir performs in a park in a residential neighbourhood in Beijing, China February 28, 2017. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China akan secara aktif merespons penuaan populasi dengan menerapkan berbagai kebijakan bagi kelompok lansia dan generasi muda, termasuk subsidi perawatan anak serta pendidikan prasekolah gratis, sebagai upaya mengatasi penurunan jumlah penduduk.

Langkah-langkah ini diumumkan dalam dua dokumen resmi pemerintah yang dirilis pada Rabu (5/3), bertepatan dengan pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional, parlemen China.

Populasi China mengalami penurunan untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2024, dengan jumlah pernikahan anjlok hingga 20%, menjadi penurunan terbesar yang pernah tercatat, meskipun pemerintah terus mendorong pasangan muda untuk menikah dan memiliki anak.

Baca Juga: Belanja Militer China Naik 7,2% di 2025, Fokus pada Modernisasi dan Kesiapan Tempur

Penuaan populasi yang cepat telah menjadi perhatian utama bagi ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat lebih dari 40% hingga mencapai lebih dari 400 juta jiwa pada 2035, setara dengan jumlah penduduk Inggris dan Amerika Serikat (AS) jika digabungkan.

Sebagai bagian dari kebijakan baru, pemerintah akan menaikkan tunjangan dasar pensiun minimum bagi penduduk pedesaan dan warga perkotaan yang tidak bekerja sebesar 20 yuan.

Selain itu, akan ada peningkatan "yang sesuai" dalam tunjangan dasar pensiun bagi para pensiunan, meskipun rincian lebih lanjut belum diungkapkan.

China juga akan memperluas layanan perawatan lansia berbasis kepentingan publik, terutama di daerah pedesaan dan bagi lansia dengan disabilitas fisik.

Dalam laporan resmi Perdana Menteri Li Qiang, pemerintah juga berencana untuk "secara bertahap meningkatkan" usia pensiun, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: China Temukan Harta Karun Energi Tak Terbatas, Cukup untuk Kebutuhan 60.000 Tahun!

Sejak 1 Januari, China telah menaikkan usia pensiun secara bertahap selama 15 tahun ke depan.

Usia pensiun bagi pria dinaikkan dari 60 menjadi 63 tahun, sementara bagi pekerja kantoran perempuan meningkat dari 55 menjadi 58 tahun.

Untuk pekerja perempuan di sektor manufaktur, usia pensiun naik dari 50 menjadi 55 tahun.

Dukungan untuk Perawatan Anak

Dalam upaya mendorong angka kelahiran, pemerintah akan memberikan subsidi perawatan anak dan merancang sistem layanan pengasuhan yang lebih baik, termasuk secara bertahap menjadikan pendidikan prasekolah gratis.

Pemerintah juga akan meningkatkan layanan bagi anak-anak di daerah pedesaan dan mereka yang tinggal dengan orang tua pekerja migran.

Baca Juga: China Tingkatkan Stimulus Fiskal untuk Melindungi Perekonomian

Selain itu, perempuan pada tahap awal kehamilan akan mendapat layanan tambahan, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.

Sebagian besar tantangan demografi China berasal dari kebijakan satu anak yang diberlakukan pada 1980 hingga 2015. Sejak 2021, pasangan diizinkan memiliki hingga tiga anak.

Namun, semakin banyak anak muda China yang memilih untuk tidak memiliki anak, dengan alasan tingginya biaya pengasuhan, ketidakmauan untuk menikah, atau kekhawatiran terhadap karier mereka. Diskriminasi gender yang masih berlangsung juga menjadi faktor penghambat.

Pemerintah telah mencoba berbagai insentif untuk mendorong angka kelahiran, termasuk memperpanjang cuti melahirkan, memberikan insentif keuangan dan pajak bagi keluarga dengan anak, serta subsidi perumahan.

Baca Juga: Tiongkok Serang Industri Pertanian AS, Aksi Balasan Tarif Baru Trump

Namun, menurut laporan sebuah lembaga kajian terkemuka di China tahun lalu, negara ini tetap menjadi salah satu tempat termahal di dunia untuk membesarkan anak jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita, terutama karena tingginya biaya dan pengorbanan waktu bagi perempuan yang memilih untuk memiliki anak.

Selanjutnya: 40 Sapi 'Brahman Cross' Australia Terjebak Banjir di RPH Bekasi, Begini Kondisinya



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×