Sumber: The Star | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia bercerita, malam itu Muhyiddin bergabung dengan pimpinan PAS dan Umno di Hotel Sheraton Petaling Jaya. Kehadirannya bersama musuh-musuh Pakatan menunjukkan bahwa pembentukan pemerintahan Perikatan Nasional sudah menjadi kenyataan.
“Meski ada rumor bahwa saya akan diterima oleh partai Muafakat Nasional (Umno dan PAS) dan Bersatu sebagai perdana menteri, saya tidak bisa menerima para penjahat Umno sebagai bagian dari pemerintahan yang akan saya pimpin,” kata Mahathir.
Dia mengatakan ketika pemungutan suara dilakukan, dia hanya berhasil mengumpulkan dukungan dari 66 anggota parlemen.
Baca Juga: Panaskan suasana, Mahathir sebut umat Muslim berhak bunuh orang Prancis
“Mereka memberikan suara 92 anggota parlemen kepada Anwar. Saya kalah dan Anwar kalah juga, karena yang bisa jadi PM adalah yang mayoritas mendapat dukungan di Dewan Rakyat. Jika ketiga partai Pakatan (PKR, DAP dan Amanah) mendukung saya, saya akan mendapat 158 ditambah 66 yang mendukung saya," tulisnya.
"Jika saya mendapatkan 92 (yang mendukung Anwar saat itu), pemerintah Pakatan Harapan dapat mempertahankan saya sebagai perdana menteri dan rencana Anwar untuk menggantikan saya bisa saja terjadi," kata Mahathir.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ketika Anwar juga gagal meraih mayoritas, Pakatan memutuskan untuk mendukungnya.
Baca Juga: Desakan Muhyiddin mundur dari jabatan Perdana Menteri Malaysia menguat
“Anwar setuju, dengan syarat dia diangkat jadi wakil perdana menteri. Saya tidak setuju karena saya ingin mempertahankan kabinet sebelumnya. Anwar menyetujui ini dan kami berhasil mengumpulkan 114 mayoritas untuk mendukung saya," cerita Mahathir.