Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dalam riset terbarunya, Bank Dunia mengatakan, pandemi virus corona diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan yang pesat di negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik serta China.
Melansir Reuters, Bank Dunia mengatakan cukup sulit memperkirakan pertumbuhan yang tepat mengingat situasi yang berubah dengan cepat. Akan tetapi, berdasarkan situasi saat ini, Bank Dunia meramal, dalam skenario dasar (baseline), pertumbuhan di negara-negara berkembang di kawasan regional akan melambat menjadi 2,1% pada tahun 2020, dan -0,5% dalam skenario rendah (lower), dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 5,8% pada 2019.
Di China, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat menjadi 2,3% dalam skenario dasar, atau 0,1% dalam skenario rendah, dibandingkan dengan pertumbuhan 6,1% pada 2019.
Baca Juga: Bank Dunia: Virus corona sebabkan penduduk miskin bertambah di Asia Timur dan Pasifik
"Wilayah itu menghadapi kombinasi yang tidak biasa dari berbagai peristiwa yang saling mengganggu dan saling menguatkan. Rasa sakit yang diderita ekonomi secara signifikan tampaknya tidak dapat dihindari oleh semua negara," jelas Bank Dunia.
Negara-negara di kawasan tersebut harus berinvestasi dalam kapasitas perawatan kesehatan dan mengambil langkah-langkah fiskal yang ditargetkan, seperti memberikan subsidi untuk pembayaran sakit dan perawatan kesehatan, demi mengurangi beberapa dampak langsung dari pandemi, kata Bank Dunia.
"Penahanan pandemi akan memungkinkan pemulihan berkelanjutan di kawasan ini, meskipun risiko terhadap prospek dari tekanan pasar keuangan akan tetap tinggi," katanya.
Baca Juga: Kasus corona China melorot tajam, tak ada kasus baru di Wuhan selama 6 hari beruntun
Goncangan finansial dari pandemi itu juga diperkirakan akan berdampak serius pada kemiskinan, yang didefinisikan sebagai kelompok dengan pendapatan US$ 5,50 sehari, kata bank itu. Skenario dasar melihat, hampir 24 juta orang akan keluar daro keluar dari kemiskinan di seluruh wilayah pada tahun 2020 karena pandemi. Namun, jika situasi ekonomi semakin memburuk, kemiskinan dapat meningkat sekitar 11 juta orang.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, Bank Dunia memproyeksi sebanyak 35 juta orang akan keluar dari garis kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik pada tahun ini, dengan sekitar 25 juta orang di antaranya berada di China.
Baca Juga: World Bank: Pandemi corona bakal pukul pertumbuhan ekonomi Asia
"Selain langkah-langkah fiskal yang ditargetkan, negara-negara harus melihat kerjasama internasional yang lebih dalam dan kemitraan publik-swasta lintas-batas baru untuk meningkatkan produksi dan pasokan pasokan dan layanan medis utama, dan memastikan stabilitas keuangan setelah krisis," katanya.
Negara-negara juga harus melonggarkan kredit untuk membantu rumah tangga memperlancar konsumsi dan membantu perusahaan bertahan dari guncangan langsung akibat wabah.
Baca Juga: Seruan Bank Dunia terhadap G20 di tengah pandemi virus corona
"Kabar baiknya adalah bahwa kawasan ini memiliki kekuatan yang dapat diraihnya, tetapi negara-negara harus bertindak cepat dan pada skala yang sebelumnya tidak terbayangkan," kata Victoria Kwakwa, wakil presiden untuk Asia Timur dan Pasifik di Bank Dunia.