Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (21/10/2025), didorong oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang meningkatkan sentimen risiko.
Di Jepang, indeks Nikkei menembus rekor tertinggi seiring kepastian politisi konservatif Sanae Takaichi akan menjadi perdana menteri berikutnya.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya optimistis dapat mencapai kesepakatan dagang yang adil dengan Presiden China Xi Jinping, sekaligus meredam kekhawatiran atas potensi benturan terkait isu Taiwan.
Baca Juga: Bursa Korea Selatan Tembus Rekor Tertinggi Selasa (21/10), Didorong Hyundai dan Kia
Ketegangan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia tersebut sempat membebani pasar dalam beberapa pekan terakhir.
Kini, investor menantikan pertemuan antara Trump dan Xi di sela-sela konferensi ekonomi di Korea Selatan pekan depan.
Harapan akan adanya solusi mendorong indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang ke level tertinggi dalam empat setengah tahun terakhir, naik 0,94%.
Bursa saham China naik 0,2%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1% pada awal perdagangan.
Di Australia, saham melonjak setelah pemerintah menandatangani kesepakatan pasokan mineral penting dan logam tanah jarang dengan AS, yang mendorong reli saham di sektor pertambangan.
Sementara itu, indeks Nikkei Jepang naik 0,86% dan mendekati level psikologis 50.000 menjelang pemungutan suara di parlemen yang diperkirakan akan mengukuhkan Takaichi sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang.
Baca Juga: Layanan Cloud AWS Amazon Kembali Normal Pasca Gangguan Global Lumpuhkan Ribuan Situs
Investor Kembali Berburu Saham
Pekan lalu, pasar sempat tertekan akibat meningkatnya kekhawatiran kredit di bank regional AS dan dampak berkelanjutan dari penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown).
Namun pekan ini, investor mulai kembali masuk pasar, berharap ketegangan dagang mereda dan kinerja keuangan kuartal III sejumlah perusahaan besar membaik.
“Pasar berhasil menembus ‘tembok kekhawatiran’ dengan mudah, berkat aliran modal baru yang memberi napas segar bagi aset berisiko,” kata Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve dalam dua pertemuan berikutnya, serta keyakinan bahwa penutupan pemerintahan AS akan segera berakhir, turut memperkuat sentimen positif.
Tiga indeks utama Wall Street ditutup menguat tajam semalam, dengan saham sektor semikonduktor mencetak rekor baru.
Para analis kini memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 kuartal III mencapai 9,3% secara tahunan, naik dari proyeksi 8,8% pada awal Oktober.
Baca Juga: Harga Emas Bertahan Dekat Rekor Tertinggi pada Level US$4.363 Selasa (21/10) Pagi
Takaichi Siap Jadi PM Jepang
Fokus investor kini tertuju pada hasil pemungutan suara parlemen yang hampir pasti akan mengukuhkan Sanae Takaichi sebagai perdana menteri Jepang.
Yen sedikit menguat 0,1% menjadi 150,61 per dolar AS, setelah sebelumnya melemah menjelang pengumuman tersebut.
Para analis memperkirakan Takaichi akan menerapkan kebijakan fiskal longgar dan menolak kenaikan suku bunga lebih lanjut langkah yang cenderung negatif bagi yen dan obligasi, namun positif bagi pasar saham.
Sementara itu, nilai tukar utama lain relatif stabil; euro bergerak di kisaran US$1,1649, dan indeks dolar AS berada di level 98,575.
Baca Juga: Indeks Nikkei Cetak Rekor Tertinggi Selasa (21/10), Jelang Pemungutan Suara PM Jepang
Harga emas bertahan mendekati rekor tertinggi akibat meningkatnya permintaan aset aman dan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS.
Emas spot turun tipis menjadi US$4.350 per ons, sedikit di bawah rekor US$4.381,21 yang dicapai pada Senin.